kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.932.000   -10.000   -0,51%
  • USD/IDR 16.379   -137,00   -0,83%
  • IDX 6.862   74,93   1,10%
  • KOMPAS100 995   14,61   1,49%
  • LQ45 764   10,61   1,41%
  • ISSI 222   1,65   0,75%
  • IDX30 396   5,32   1,36%
  • IDXHIDIV20 462   4,98   1,09%
  • IDX80 112   1,49   1,35%
  • IDXV30 114   0,33   0,29%
  • IDXQ30 128   1,81   1,44%

Pukulan bertubi-tubi ekspor biodisel


Selasa, 13 Juni 2017 / 10:08 WIB
Pukulan bertubi-tubi ekspor biodisel


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk keluar dari pemufakatakan Paris climate change agreement, cukup mengejutkan. Padahal hampir 200 negara telah menandatangani kesepakatan untuk mengurangi kenaikan temperatur bumi dengan mengurangi ketergantungan terhadap high-carbon energy dan minyak bumi, termasuk salah satunya Indonesia.

Kebijakan itu tidak saja mengkhawatirkan nasib pencegahan pemanasan global, tapi juga ekspor produk biodiesel Indonesia ke Negeri Paman Sam itu. Ketua Umum Asosiasi Produsen Biodiesel Indonesia (Aprobi) Master Parulian Tumanggor mengatakan, dengan keluarnya AS dari konferensi para pihak (COP) ke-22 untuk Perubahan Iklim di bawah payung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), maka negara ini sudah tidak lagi peduli dengan biodiesel.

"Mereka akan menggunakan minyak yang mereka miliki semaksimal mungkin tanpa harus mencampurnya lagi dengan biodiesel untuk penurunan emisi," ujar Tumanggor, akhir pekan lalu.

Ia menjelaskan, kebijakan ini merupakan pukulan bertubi-tubi terhadap produk biodiesel Indonesia. Pasalnya, sekarang ini saja, penjualan biodisel Indonesia ke AS sudah sulit dengan adanya tuduhan dumping. Dia bilang, kebijakan mempersulit ekspor biodiesel Indonesia sebagai strategi perang dagang.

Hal itu disebabkan karena dalam dua tahun terakhir, ekspor biodiesel Indonesia ke AS meningkat drastis dan menguasai sekitar 5,1% pangsa pasar biodiesel AS. Hal itu mengkhawatirkan para produsen minyak nabati lain di AS, karena mereka kalah bersaing dengan biodiesel asal Indonesia yang lebih murah.

Kendati demikian, Tumanggor mengatakan, kebijakan Trump ini belum tentu dilaksanakan negara-negara bagian di AS. Bila 50 negara bagian di AS tidak menerapkan kebijakan Trump, maka peluang ekspor biodiesel Indonesia masih cukup besar.

Ekspor B5 ke China

Meskipun dipersulit Eropa dan AS, pengusaha biodiesel masih menaruh harapan pada China. Negara ini membutuhkan 180 juta kilo liter solar per tahun. Nah saat ini, industri biodiesel tengah menunggu realisasi pembicaraan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Presiden China Xi Jinping terkait wacana ekspor bahan bakar nabati (BBN) biodiesel 5% (B5).

Bila ekspor B5 jadi terealisasi ke China, maka diperkirakan kebutuhan biodiesel ke Negara Tirai Bambu tersebut mencapai 9 juta ton per tahun. Bila hal itu terlaksana, maka tidak perlu lagi mengkhawatirkan kebijakan Eropa dan AS yang kerap mempersulit ekspor biodiesel dengan penerapan bea masuk tinggi.

Saat ini total kapasitas terpasang industri biodiesel dalam negeri mencapai 11 juta ton. Sementara kebutuhan dalam negeri hanya sekitiar 4 juta ton. Sehingga masih ada tersisa 7 juta ton dan terus ditingkatkan bila China mengimpor biodiesel Indonesia.

"Pada 16 Juni ini, nanti Tim yang dipimpin Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan akan ke China membahas peluang ekspor B5 ini," imbuhnya.

Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga menambahkan, selain China, Indonesia juga bisa meningkatkan ekspor biodiesel ke Rusia dan Pakistan. Kedua negara itu berpotensi besar bagi Indonesia, apalagi bila Jalur Sutra dari China ke Eropa terealisasi. "Bila hal ini terealisasi, maka kita tidak peduli lagi dengan AS dan Eropa," tuturnya.

Untuk itu ia mendesak pemerintah terlibat aktif mendorong peningkatan produksi minyak sawit dalam negeri. Saat ini produksi minyak sawit RI sebesar 34,5 juta ton, dimana 26 juta ton diekspor.

"Kalau produksi minyak sawit ditambah 20% saja dari saat ini, maka kita sudah mampu bisa memenuhi kebutuhan biodiesel di pasar-pasar global," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×