kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Puncak giling, Kementan prediksi produksi gula di Juni-Juli mencapai 530.000 ton


Rabu, 01 Juli 2020 / 16:03 WIB
Puncak giling, Kementan prediksi produksi gula di Juni-Juli mencapai 530.000 ton
ILUSTRASI. Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut bulan Juni dan Juli menjadi masa puncak produksi gula dalam negeri.


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut bulan Juni dan Juli menjadi masa puncak produksi gula dalam negeri. Direktur Jenderal Perkebunan Kementan Kasdi Subagyono memproyeksikan, produksi pada Juni-Juli ini bisa mencapai 530.000 ton.

"Juni-Juli akan terjadi puncak giling  yang produksinya kita perkirakan 430.000 sampai 530.000 ton," ujar Kasdi dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR, Rabu (1/7).

Menurut Kasdi, produksi gula masih akan mengalami peningkatan di Agustus dan mulai menurun di September dan bulan berikutnya. Karena itu, produksi gula hingga Agustus nanti akan memenuhi kebutuhan gula konsumsi di dalam negeri.

Baca Juga: Awal Juli, ini bahan pangan yang harganya masih mahal

Lebih lanjut, Kasdi menerangkan, harga gula yang tinggi saat ini merupakan salah satu dampak dari distribusi gula yang belum maksimal. Hal ini disebabkan sejumlah daerah yang memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) akibat Covid-19.

Karena itu, Kementan pun akan ikut berpartisipasi menurunkan harga gula.

"Terkait dengan distribusi gula dalam negeri yang  belum maksimal ini juga akan mempengaruhi harga. Memang sepenuhnya bukan ada  di kami, tetapi kami ikut mendukung di beberapa kegiatan yang bersinergi dengan Badan Ketahanan Pangan (BKP) dalam kerangka  untuk menekan harga ini melalui operasi pasar," terang Kasdi.

Sementara itu, pemasukan gula kristal mentah (ra sugar) pun belum terealisasi dengan aksimal karena adanya hambatan distribusi di dengara asal pemasukan gula akibat pembatasn operasional pelabuhan muat sebagai dampak lockdown di masa pandemi Covid-19.

Meski harga gula masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang sebesar Rp 12.500 per kg, Kasdi mengatakan harga gula sudah cenderung menurun. Menurut Kasdi, sejak 4 Mei 2020 hingga 26 Juni 2020, sudah ada penurunan sekitar 15,8% atau dari Rp 18.016 per kg di 4 Mei menjadi Rp 15.162 per kg di 26 Juni 2020.

Adapun berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, harga gula pasir lokal hingga Rabu (1/7) sebesar Rp 15.000 per kg.

Baca Juga: Menko Airlangga Hartarto jamin pasokan bahan pangan pokok aman hingga akhir tahun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×