kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Punya Sumberdaya Nikel 1,4 Miliar WMT, Antam Optimistis Dorong Kendaraan Listrik


Selasa, 11 Oktober 2022 / 19:26 WIB
Punya Sumberdaya Nikel 1,4 Miliar WMT, Antam Optimistis Dorong Kendaraan Listrik
ILUSTRASI. PT Aneka Tambang Tbk (Antam) optimistis mendorong perkembangan ekosistem kendaraan listrik alias Electric Vehicle (EV) ANTARA FOTO/Jojon/hp.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (Antam) optimistis mendorong perkembangan ekosistem kendaraan listrik alias Electric Vehicle (EV) seiring potensi sumberdaya dan cadangan nikel yang dimiliki.

Direktur Utama Antam, Nico Kanter mengungkapkan, cadangan nikel yang dimiliki Antam saat ini mencapai 390 juta wmt.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 330 juta wmt merupakan jenis nikel yang diolah menjadi stainless steel dan 60 juta wmt sisanya bisa diolah menjadi lemonite yang merupakan bahan baku utama baterai.

Baca Juga: Aneka Tambang (ANTM) Kucurkan Rp 38,90 Miliar Untuk Biaya Eksplorasi di Kuartal III

"Sedangkan sumberdaya kami mencapai 1,4 miliar WMT dengan potensi pengembangan lemonite sebesar 500 juta wmt," ujar Nico dalam Investor Daily Summit 2022, Selasa (11/10).

Nico menambahkan, cadangan dan sumberdaya tersebar di wilayah kerja Antam seeprti di Sulawesi Tengah, Papua Barat dan Ambon.

"Dengan tren EV yang terus naik, maka Indonesia bisa menjadi pemain utama dari baterai ini dengan potensi cadangan yang kita punya," tambah Nicho.

Sementara itu, Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agus Tjahjana menjelaskan, pengolahan 100 ton limonite dapat menghasilkan 1,1 MWh baterai. Kendati demikian, Agus menegaskan bahan baku baterai juga membutuhkan produk lainnya seperti lithium dan mangan.

Baca Juga: Dorong Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik, Spin Off Antam (ANTM) Masih Bergulir

Agus optimistis Indonesia bisa menjadi pemain utama industri baterai kendaraan listrik dengan potensi sumberdaya dan cadangan yang dimiliki.

"Saat ini sudah ada lima perusahaan yang bermain di kompetisi ini. Dengan total rencana membangun pabrik nikel dengan kapasitas 240 ribu ton per tahun. Jika ditambah IBC, maka kita bisa menjadi pemain nikel nomer 2 di dunia," pungkas Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×