kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Ramai Starlink Masuk Indonesia, Bagaimana Nasib Emiten Telko?


Sabtu, 23 September 2023 / 15:42 WIB
Ramai Starlink Masuk Indonesia, Bagaimana Nasib Emiten Telko?
ILUSTRASI. Menkes Budi G. Sadikin bertemu Elon Musk untuk menjajaki kemungkinan kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Starlink, jaringan satelit milik Elon Musk, untuk menyediakan akses internet di Puskesmas yang terletak di daerah tertinggal, terdepan & terluar (3T).


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Miliarder Elon Musk tampak serius melirik pasar Indonesia Starlink. Unit usaha SpaceX ini sudah hadir di Indonesia. Hanya saja, kehadirannya terbalut dalam kerja sama dengan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM). 

Duet antara TLKM dengan Starlink sudah terjadi sejak Juni 2022. Kerja sama melalui anak usahanya, yakni PT Telkom Satelit Indonesia alias Telkomsat.

Pada Juni 2023, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memberikan Satelit Khusus Non Geostationer (NGSO) kepada Telkomsat. Starlink pun digunakan untuk keperluan layanan backhaul Telkom Group.

PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) juga sudah mulai mendekatkan diri dengan Starlink. Namun FREN masuk melalui Smartfren Business dengan berkolaborasi dengan Telkomsat. 

Nantinya Smartfren akan mengembangkan produk solusi teknologi berbasis satelit. FREN segmen business to business (B2B) yang berada di wilayah terdepan, terpencil dan tertinggal (3T) di Indonesia.

Baca Juga: Perangi Judi Online, Menkominfo Bakal Surati Operator Seluler

Namun kehadiran Starlink di Indonesia tampak menjadi momok yang menakutkan bagi emiten telekomunikasi. Perusahaan Elon Musk ini dikhawatirkan akan merebut pangsa pasar yang ada.

Equity Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas Steven Gunawan menilai kehadiran Starlink sejatinya peruntukan untuk segmen B2B bukan untuk ritel atau business to customer (B2C). 

Dia menjelaskan untuk menggunakan layanan Starlink, pengguna harus berdekatan dengan parabola mini. Menurutnya agak tidak memungkinkan seseorang harus memikul parabola mini ketika bepergian. 

Steven mencontohkan di Malaysia dan Filipina, meskipun sudah ada Starlink tetapi operator di kedua negara tersebut masih tetap bisa menjaga pangsa pasar. 

“Jadi enggak ada yang terimbas, yang ada emiten telekomunikasi bisa menangkap peluang dengan cara bekerja sama dengan Starlink dengan menyasar daerah 3T,” jelas Steven saat dihubungi Kontan, Jumat (22/9).

Baca Juga: CIMB Niaga & XL Axiata Jalin Kerjasama Sinergikan Layanan Perbankan&Telekomunikasi

Meski bukan dirancang bagi perorangan, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk ritel bisa menggunakan layanan mutakhir milik Elon Musk ini.

Namun Kominfo memberikan syarat, jika ingin berjualan ke ritel, Starlink harus menggandeng para perusahaan penyedia internet alias Internet Service Provider (ISP).

Nah, TLKM sudah mengutarakan niatnya untuk bisa menghadirkan produk Starlink ke pelanggan. Head of Research Mirae Asset Sekuritas Robertus Yanuar menjelaskan kerja sama Telkom dengan Starlink akan memperkuat posisi TLKM di Indonesia. 

Jika TLKM berhasil terjun ke masyarakat, Robertus menilai akselerasi koneksi broadband ke masyarakat akan lebih cepat dan menjadi mesin pencetak uang baru bagi emiten pelat merah ini. 

“Kemitraan Telkom dengan Starlink juga bisa mempercepat akselerasi koneksi broadband ke masyarakat yang lebih luas,” kata Robertus.

Baca Juga: Industri Ekonomi Digital Baru Berpotensi untuk Terus Dikembangkan

Tak hanya TLKM, Steven menilai emiten telekomunikasi lainnya seperti PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) bisa menjalin relasi dengan Starlink. 

“Memang Starlink sudah sejak lama bekerja sama Telkomsat, tapi masih terbuka peluang bagi EXCL dan ISAT untuk bekerja sama juga,” katanya. 

Adapun top picks Henan Putihrai Sekuritas jatuh pada ISAT dengan rekomendasi beli. Dalam hitungannya target harga ISAT ada di Rp 11.700.

Sementara, Mirae Asset Sekuritas menyematkan rekomendasi trading buy TLKM dengan target harga di Rp 4.350.

Hingga akhir perdagangan Jumat (22/9), TLKM ditutup menguat 1,31 % ke level Rp 3.860. Sementara ISAT parkir di posisi Rp 9.975 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×