kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Real Estate Power fokus menyasar segmen end user


Kamis, 19 September 2019 / 10:03 WIB
Real Estate Power fokus menyasar segmen end user
ILUSTRASI. Pameran properti IPEX 2018


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Repower Asia Indonesia lebih fokus membidik konsumen akhir dalam setiap melakukan pengembangan proyek propertinya. Semua proyek yang dibangun pengembang ini lebih banyak menyasar end user dibandingkan dengan investor.

Oleh karena itu, Repower Asia Indonesia lebih mengandalkan kekuatan konsep pengembangan berorientasi pendidikan (education oriented development /EOD) dalam proyek-proyeknya. Ini merupakan konsep yang menyediakan fasilitas pendidikan sekaligus hunian layak huni.

“Sekolah adalah fasilitas dari apartemen atau hunian tapak yang kami bangun. End user harus dominan, perbandingannya bisa 60:40. Sekolah atau fasilitas pendidikan adalah kekuatan hunian yang kami bangun atau kami sebut Real Estat Power alias Repower,” jelas Andy Natanael, direktur PT Repower Asia Indonesia dalam keterangan resminya, Rabu (18/9).

Baca Juga: Saatnya Milenial Memiliki Tempat Tinggal Sendiri

Andy bilang, fasilitas pendidikan yang disediakan Repower mulai dari anak usia sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama. Adapun jenis sekolah yang dihadirkan disesuaikan dengan segmen yang dibidik di masing-masing proyek.

Saat ini, para konsumen end user yang sudah berkeluarga sangat konsen mengenai lokasi sekolah untuk anak-anaknya ketika ingin mencari hunian saat ini. Kelompok inilah yang jadi sasaran utama Repower dalam pemasaran proyek-proyeknya.

Menurut Andy, kenyamanan utama para orang tua adalah memberi pendidikan yang terbaik kepada anak-anaknya. Semakin dekat lokasi sekolah dengan kualitas pendidikan yang bermutu, kian mendorong konsumen untuk membeli hunian yang ditawarkan.

Baca Juga: IHSG melemah di awal perdagangan Kamis (19/9)

“Konsumen tipe ini kebanyakan adalah end user, bukan investor. Walau, tentu saja hunian yang kami bangun dapat juga sekaligus sebagai instrumen investasi,” kata Andy.

Sementara jika proyek apartemen yang dibangunnya Repower dibeli oleh investor, ke depan bisa terjadi penurunan harga di pasar sekunder. Contoh, sekitar 70%-90% satu apartemen dimiliki oleh investor yang tujuannya hanya ingin cari keuntungan alias capital gain, lalu mereka sama-sama ingin menjual kembali unitnya, maka harganya bisa anjlok.

“Jika saat bersamaan investor ingin menjual kembali, pasar akan kelebihan penawaran. Saat itulah hukum ekonomi muncul, semakin banyak penawaran, harga kian turun. Saat ini, di pasar sekunder harga terpangkas berkisar 30-40%,” tukas dia.

Baca Juga: Waskita pastikan SUTET di tol layang Jakarta-Cikampek sudah tertangani

Sementara itu, Presiden Direktur PT Repower Asia Indonesia, Aulia Firdaus mengatakan, saat ini perusahaan menyiapkan proyek di Jakarta Selatan, Bekasi Timur, dan Tangerang. Proyek apartemen yang tersebar di tiga lokasi tersebut akan dibangun mulai 2020 dan ditargetkan rampung berkisar 2021 hingga 2023. Segmentasi yang dibidik adalah kalangan menengah dan menengah atas.

“Selain hunian yang nyaman, apartemen tersebut ditunjang berbagai fasilitas pendidikan yang berkualitas dan area komersial yang memadai,” jelas Aulia Firdaus.

Dia mengaku, selain fasilitas pendidikan, Real Estate Power (Repower) menghadirkan proyek hunian dengan akses yang mudah. Proyek perseroan di Tangerang misalnya, berlokasi di tengah kota dengan akses transportasi yang cukup bagus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×