Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Real Estat Indonesia (REI) bersama Bank Mandiri menggelar REI Mandiri Property Expo 2018 untuk mendukung pertumbuhan sektor properti di Indonesia.
Pameran yang berlangsung pada 17-25 November 2018 di Hall A Jakarta Convention Center ini menghadirkan 50 pengembang dengan 200 proyek hunian di seluruh Indonesia. Di sini masyarakat bisa melihat berbagai proyek perumahan yang cocok dengan kebutuhan dan selera mereka.
Soelaeman Soemawinata, Ketua Umum DPP Real Estat Indonesia (REI), menyatakan kegiatan ini memberikan kesempatan kepada para pengembang untuk menunjukkan proyek properti mereka dengan segala keunggulan yang ada baik dari sisi desain, lokasi, fasilitas pendukung dan lain-lain.
“Melalui pameran ini para pengembang bisa menggaet konsumen potensial dan menawarkan proyek hunian mereka. Di sisi lain, masyarakat bisa mudah mencari dan mendapatkan proyek hunian idaman tanpa harus repot mengunjungi berbagai lokasi proyek perumahan yang tersebar di berbagai daerah,” ujarnya dalam siaran pers, Jumat (30/11)
Ia berharap kegiatan ini bisa mendorong masyarakat untuk terus menggairahkan pasar properti di Indonesia. Yang menarik dari gelaran kali ini adalah target pasar yang disasar difokuskan pada generasi milenial yang menjadi pasar potensial.
Bank Mandiri bahkan menawarkan program KPR Milenial demi memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi generasi milenial untuk ikut menggerakkan sektor properti. ‘Muda Beli Rumah’ menjadi tagline yang menggambarkan saatnya generasi muda untuk memiliki rumah. Selain sebagai tempat tinggal, rumah merupakan aset investasi yang cukup berharga. Kenaikan harga properti setiap tahunnya ditaksir bisa mencapai 10%.
REI Mandiri Property Expo 2018 juga menghadirkan berbagai sesi talkshow yang memberikan informasi dan edukasi bagi para pengunjung terkait bagaimana memilih rumah sebagai investasi, serta berbagai isu dan kebijakan terkait properti.
Selain generasi milenial, proyek-proyek perumahan yang ditawarkan pada pameran kali ini juga menyasar kalangan menengah. Menurut Soelaeman, proyek perumahan untuk kalangan menengah menjadi ceruk terbesar pasar properti saat ini. Kelas menengah Indonesia saat ini diperkiran mencapai 52 juta orang dengan nilai konsumsi mencapai 43 persen. Ini tentu menjadi pasar yang cukup besar bagi kalangan properti.
Pemerintah sendiri telah telah mengeluarkan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebagai upaya untuk mewujudkan program nasional pembangunan sejuta rumah di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). KPR FLPP memberikan kesempatan kepada masyarakat berpenghasilan antara Rp2,5 – Rp4 juta untuk memiliki rumah yang layak huni.
Sementara itu, laporan dari Asia Properti HQ menyatakan permintaan untuk segmen residensial pada 2018 menunjukkan peningkatan. Laporan tersebut menyebutkan pasar properti pada 2019 akan meningkat dan terus meningkat di tahun-tahun berikutnya. Pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil menjadi salah satu acuan bagi prediksi pertumbuhan yang disampaikan Asia Properti HQ.
Selain itu, kebijakan “Loan to Value” atau LTV disebutkan juga menjadi salah satu faktor yang ikut mendorong pertumbuhan pasar properti di Indonesia. Kebijakan relaksasi LTV yang dirilis oleh Bank Indonesia memungkinkan perbankan untuk lebih fleksibel dalam menentukan kebijakan terkait LTV.
Hal ini ikut mendorong masyarakat untuk semakin mudah memiliki rumah karena rasio LTV yang lebih longgar bisa memperkecil nilai uang muka yang harus disediakan konsumen untuk pembelian rumah pertama mereka.
Proyek-proyek infrastruktur yang giat dibangun pemerintah juga menjadi magnet tersendiri bagi proyek properti. Kemudahan transportasi umum menjadi salah satu nilai jual yang ditawarkan pengembang kepada konsumen potensial mereka. Konsep transit-oriented development (TOD) memudahkan masyarakat untuk bergerak dari rumah ke tempat bekerja dan sebaliknya.
REI Mandiri Property Expo 2018 yang baru saja berakhir berhasil menarik pengunjung sebanyak 22.716 orang dan membukukan nilai transaksi sebesar Rp 245 miliar dengan total 365 unit rumah dan apartemen terjual. Soelaeman berharap apa yang dihadirkan oleh REI dan Bank Mandiri pada gelaran kali ini bisa mendorong sektor properti Indonesia menjadi lebih bergairah lagi di tahun-tahun mendatang.
“Properti tidak akan pernah turun. Mungkin perIgerakannya kadang lambat tetapi sektor properti tidak akan pernah berhenti. Ke depannya, properti akan terus menjadi sektor yang menarik baik bagi pengembang, masyarakat maupun investor,” lanjutnya.
Gelaran REI Mandiri Property Expo 2018 ditutup dengan closing ceremony serta pengumuman pemenang undian grand prize 1 unit mobil Toyota Agya, persembahan dari Astrido Toyota dan Bank Mandiri, dimana pengunjung atas nama Faisyal Syayuti berhasil menjadi pemenangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News