Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga Oktober, realisasi pengadaan beras Bulog dalam negeri baru mencapai 1,1 juta ton. Realisasi pengadaan ini baru sekitar 61% dari target pengadaan yang sebesar 1,8 juta ton.
Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengakui, pihaknya memang tengah mengerem pengadaan beras dari petani mengingat stok beras di gudang Bulog masih melimpah, ditambah jaminan penyaluran beras Bulog belum pasti.
Baca Juga: Pengusaha dan Petani Sepakat, Kebijakan Harga Beras Perlu direvisi
Penyaluran beras Bulog melalui program bantuan pangan nontunai (BPNT) pun menurut Budi belum maksimal. "Sampai hari ini target BPNT yang sebulan 150.000 ton belum sampai, sebulan hanya 60.000 ton,. Jadi perkiraaan kita 700.000 ton sampai Desember tidak tercapai," tutur Budi, Selasa (15/10).
Saat ini, Bulog pun gencar melakukan operasi pasar. Namun, menurun Budi, dari target operasi pasar sebanyak 15.000 ton per hari, realisasinya hanya 3.000-4.000 ton per hari. Menurut Budi, ini menunjukkan pasokan beras di masyarakat masih besar.
Padahal menurut Budi, bisa operasi pasar bisa mencapai 15.000 ton sehari, maka Bulog bisa menyalurkan beras hingga 500.000 ton per hari. Namun, dia pesimistis penyaluran beras melalui operasi pasar tahun ini bisa mencapai target tersebut.
"Kalau kita mau [beras] itu habis, supaya bisa menyerap lebih banyak. Karena kan yang diuntungkan petani juga, ada jaminan bahwa hasil taninya diserap," kata Budi.
Baca Juga: Perpadi desak pemerintah untuk menaikan batas fleksibilitas HPP menjadi 15%
Lebih lanjut, Budi menerangkan, bila jaminan penyaluran beras dari pemerintah sudah pasti, maka Bulog akan bisa mencapai target pengadaan 1,8 juta ton, bahkan bisa melebihi target.
Sementara itu, saat ini Bulog memiliki stok beras sebanyak 2,3 juta ton. Pasokan tersebut diyakini mencukupi hingga tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News