kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Rencana Larangan Ekspor Bisa Mengangkat Harga Timah Global


Kamis, 23 Juni 2022 / 09:11 WIB
Rencana Larangan Ekspor Bisa Mengangkat Harga Timah Global
ILUSTRASI. Aktifitas bongkar muat Timah. KONTAN/Muradi/19/12/2011


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pelarangan ekspor timah oleh Pemerintah Indonesia diyakini bisa memicu kenaikan harga komoditas tersebut di pasar global. Walau demikian, bukan berarti harga timah tidak memiliki cela untuk koreksi.

Dikutip dari Bloomberg, harga timah kontrak tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) turun 7,29% menjadi US$ 29.054 per ton pada Rabu (22/6).

Founder Traderindo.com Wahyu Tribowo Laksono mengatakan, koreksi harga timah sebenarnya juga terjadi pada hampir seluruh komoditas. Hal tersebut imbas respons pasar yang negatif terhadap keputusan The Fed yang menaikkan suku bunga acuan Amerika Serikat sebanyak 75 basis poin belum lama ini. Kebijakan tersebut bisa menimbulkan risiko resesi ekonomi di banyak negara sehingga turut menekan harga komoditas.

Baca Juga: Optimalkan Penambangan Laut, Timah (TINS) Tambah 6 Unit Kapal Hisap di Tahun Ini

"Jadi sentimen ekonomi global saat ini masih sangat mempengaruhi harga komoditas industri, termasuk timah," imbuh Wahyu, Rabu (22/6).

Peluang kenaikan harga timah tentu masih sangat terbuka, apalagi Indonesia punya rencana untuk melarang ekspor komoditas tersebut. Larangan ekspor ini ditujukan untuk mendorong hilirisasi industri timah di dalam negeri.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, cadangan logam timah di Indonesia mencapai 2,88 juta ton. Indonesia pun menjadi produsen timah terbesar kedua di dunia setelah China.

"Cadangan timah di Indonesia tentu dalam beberapa dekade mendatang akan habis, sehingga hilirisasi harus dilakukan," ujar Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuabi, kemarin.

Ia menambahkan, ketika Indonesia jadi memberlakukan larangan ekspor timah, China berpeluang makin mendominasi pasar timah global karena negara tersebut sudah memiliki lebih banyak smelter. China juga dapat memenuhi kebutuhan timahnya dari negara lain, misalnya Myanmar yang juga menjadi penghasil timah kelas kakap.

Baca Juga: Ada Rencana Larangan Ekspor Timah, Timah (TINS) Akan Optimalkan Lini Usaha Hilirisasi

Di samping itu, permintaan timah juga masih akan meningkat di masa mendatang, apalagi ketika konflik Rusia-Ukraina mulai mereda. Ukraina yang terdampak oleh serangan Rusia tentu perlu membangun ulang infrastruktur negaranya. Alhasil, kebutuhan terhadap timah untuk pembangunan infrastruktur akan melonjak.

Ibrahim memperkirakan harga timah global masih akan naik di kisaran level US$ 30.000 per ton sampai akhir tahun nanti. Senada, Wahyu juga memproyeksikan harga timah bisa mencapai level sekitar US$ 30.000--40.000 per ton di akhir tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×