kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ristia Bintang Mahkotasejati (RBMS) akan perbesar pemasukan dari recurring income


Rabu, 29 Mei 2019 / 17:27 WIB
Ristia Bintang Mahkotasejati (RBMS) akan perbesar pemasukan dari recurring income


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT. Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk (RBMS) menyiapkan strategi jangka panjang untuk menopang kinerja bisnisnya. Salah satunya adalah dengan memperbesar porsi pendapatan yang berasal dari recurring income (pendapatan berulang).

Salah satunya adalah menggarap segmen baru yakni co-working space. Manajemen telah menggandeng GoWork untuk menyulap aset di bilangan Fatmawati menjadi co working space. Yang jelas, tahun ini manajemen akan memulai masuk ke segmen baru tersebut.

"Co working space sementara ini kami jalanin satu dulu di Fatmawati karena kerjasama dengan GoWork. Mereka kan belum pernah ada yang free standing biasanya mall atau perkantoran," ujar Michella Ristiadewi, Direktur RBMS kepada Kontan.co.id, Rabu (29/5)

Ia melanjutkan, tidak ada investasi besar yang diperlukan untuk masuk ke segmen tersebut. Hanya investasi minor untuk design interior dan beberapa fasilitas yang diperlukan. Segmen baru tersebut akan memberikan recurring income bagi  bagi perusahaan selain yang didapatkan dari hotel.

"Sementara ini satu dulu, kalau nanti kami lihat demand-nya bagus ya kami akan tambah lokasinya," lanjutnya.

Saat ini, recurring income RBMS didapatkan dari Hotel Le Meridien, Bali yang rerata okupansinya di level 70%. Dengan kelas bintang 5 yang menyasar segmentasi turis asing, recurring dari hotel memberikan kontribusi cukup baik. Oleh karena itu, manajemen berencana untuk menambah jumlah hotel.

Richard R Wiriahardja, Direktur Utama RBMS menjelaskan bahwa selain berfokus pada pengembangan perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), manajemen juga fokus untuk membangun hotel-hotel baru untuk memperbesar recurring income.

"Kami juga akan mulai pembangunan hotel di Ubud, Bali itu terdiri dari 90 kamar," tambahnya.

Untuk pembangunannya sendiri, manajemen akan menggelontorkan investasi mencapai Rp 200 miliar. Saat ini, perusahaan tengah menyeleksi operator hotel tersebut, sejauh ini ada Marriott dan Intercontinental yang mengajukan proposal pengelolaan.

Selain itu, dirinya juga tengah mencari lokasi pembangunan hotel baru yang potensial. Saat ini ada beberapa daerah yang tengah dibidik diantaranya Belitong, Banyuwangi, Solo dan Mandalika. Hanya saja dirinya mengatakan dari keempatnya belum ada kata sepakat.

"Kalau hotel bintang lima sih kami lihat potensi kunjungan wisatawan asingnya. Demand hotel bintang lima memang datangnya dari bule, kalau turis domestik sedikit sekali," tutupnya.?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×