kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nasib Lotus bukti ritel fashion perlu e-commerce


Kamis, 26 Oktober 2017 / 22:05 WIB
Nasib Lotus bukti ritel fashion perlu e-commerce


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nasib Lotus Department Store menambah panjang daftar ritel fashion yang kalah bersaing di bisnis ritel domestik. Sebelumnya, Matahari Department Store juga terpaksa menutup gerai di gedung Pasaraya yang ada di Manggarai dan Blok M.

Menurut Lukas Setia Atmadja, financial expert Universitas Prasetya Mulia, bisnis gerai fesyen offline tersebut memang mulai tergerus dengan adanya teknologi kemudahan berbelanja yang ada pada bisnis online atau e-commerce. "Konsumen jadi tidak perlu keluar masuk toko untuk mencari barang yang dibutuhkan. Cukup melalui layar dekstop atau ponsel pintar barang sudah bisa didapatkan," katanya kepada KONTAN, Kamis (26/10).

Biasanya, konsumen datang ke gerai ritel hanya untuk membandingkan harga dan melihat produk saja. Bila harga di situs belanja lebih murah maka konsumen pasti lebih memilih bertransaksi di situs online.

Maklum, para pebisnis ritel memang harus mengeluarkan biaya ekstra untuk biaya operasional perusahaan. Seperti sewa lokasi atau membayar karyawan. Disisi lainnya, pasar fesyen dalam negeri kondisinya memang tengah lesu. Sehingga gerai ritel offline tak lagi mampu menutup biaya operasional saban bulannya.

Bila ingin bertahan, Lukas menyarankan supaya para pebisnis ritel tidak melawan pasar dan langsung beradaptasi dengan teknologi. Misalnya dengan langsung membuat platform e-commerce. Yang tidak kalah penting adalah memelihara kualitas bisnis karena persaingan disektor e-commerce semakin ketat. 

Meski sudah melakukan hal tersebut, ia mewanti-wanti bahwa butuh waktu untuk bisa menumbuhkan bisnis ritel kembali tumbuh seperti sedia kala. "Pebisnis ritel harus memperhatikan risiko bisnis tersebut," tukasnya.
Maka, para pebisnis ritel harus memperhatikan risiko bisnis tersebut  dan mulai menyusun strategi. Sadar atau tidak, kehadiran teknologi yang tak bisa dibendung memang memunculkan pesaing baru. Dan untuk kembali survive memang butuh waktu karena tidak ada obat yang bisa langsung sembuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×