kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45897,84   -28,89   -3.12%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

RNI mendapat tugas impor gula mentah 100.000 ton


Jumat, 27 Mei 2016 / 13:33 WIB
RNI mendapat tugas impor gula mentah 100.000 ton


Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Meski menuai kontroversi publik, impor gula mentah oleh perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai bahan baku gula kristal putih (GKP) atau gula konsumsi akan tetap bergulir. 

Salah satu perusahaan pelat merah yang mendapat penugasan untuk impor gula mentah adalah PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). 

RNI mendapat penugasan untuk mengimpor gula mentah melalui dua pabrik gula (PG) miliknya, yaitu PG Rajawali I di Surabaya sebanyak 48.000 ton dan PG Rajawali II di Cirebon sebanyak 52.000 ton. Secara keseluruhan RNI akan mengimpor gula mentah sebanyak 100.000 ton.

Direktur Utama RNI B. Didik Prasetyo bilang, setelah mendapat penugasan, RNI langsung membentuk tim. "Kami juga terus berkoordinasi dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X (Persero) sebagai pimpinan program impor ini," ujarnya kepada KONTAN, Kamis (26/5).

Sayang, Didik belum bisa memberi tahu negara asal impor gula mentah beserta estimasi harganya. "Kami masih mencari harga terbaik, sebab harga gula internasional sedang tinggi," dalihnya.

Yang jelas, RNI akan merealisasikan impor gula mentah pada musim giling tebu sepanjang Mei-Oktober tahun ini. Saat ini, dua dari sepuluh PG milik RNI yaitu PG Subang dan PG Jatitujuh memang sudah mulai menggiling.

RNI sendiri menargetkan produksi gula kristal putih sebanyak 361.000 ton tahun ini. Jumlah ini lebih tinggi 11% daripada realisasi produksi tahun lalu yang sebanyak sebanyak 323.000 ton.

Bahan baku produksi gula kristal putih tersebut berasal dari petani sebanyak 66% dan perkebunan sendiri 34%. Saban tahun, RNI menyerap tebu petani kurang lebih sebanyak 200.000 ton.

Menurut Didik, impor gula mentah merupakan solusi yang tepat untuk meningkatkan rendemen serta menjaga harga gula. Dia mencontohkan, di RNI sendiri, kapasitas  produksi terpasang mencapai 32.800 ton tebu per hari, namun yang terpakai hanya 75%-80%. Akibatnya, produksi menjadi tidak efisien dan harga gula menjadi tinggi.

Selain RNI, perusahaan BUMN lain yang mendapat jatah impor gula mentah adalah PTPN IX (Persero) 41.000 ton, PTPN X (Persero) 115.000 ton, PTPN XI (Persero) 100.000 ton, PTPN XII (Persero) 25.000 ton, sehingga total  impor PTPN 381.000 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×