Reporter: Fitri Nur Arifenie |
PANGKALPINANG. Rozali, pria berusia 34 tahun itu lebih memilih untuk menjadi pengemudi kapal penambang ilegal ketimbang menjadi penyelam. Kapal yang dikemudikan Rozali ini mengerubungi kapal keruk milik PT Timah Tbk.
Ia menyebut, banyak penyelam yang meninggal maupun menjadi tuli. "Mereka menyelam selama dua jam kemudian naik ke kapal menghabiskan dua batang rokok dan menyelam kembali," kata Rozali.
Rozali mengatakan untuk pendapatan para penyelam tersebut cukup lumayan. Ia mengatakan, paling sedikit sekitar Rp 400.000 per minggu dan paling banyak adalah Rp 7 juta hingga Rp 8 juta.
Bila cuaca baik dan timah yang diperoleh cukup banyak, Rozali akan mendapatkan bagian bijih timah hingga 5 kg per hari. Namun, jika perolehan penyelam tersebut sedikit, Rozali akan mendapatkan bijih timah hanya sebesar 1,5 kg per hari.
"Bijih timah itu akan saya jual dengan harga Rp 45.000 hingga Rp 80.000 tergantung harga di pasar," katanya.
Menurut Rozali, para penyelam itu kebanyakan berasal dari luar penduduk Bangka. Beberapa ada yang berasal dari Banten, Kalimantan dan Sulawesi Tenggara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News