kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Rupiah melemah, perusahaan asing di Kepri tutup


Jumat, 23 Oktober 2015 / 15:54 WIB
Rupiah melemah, perusahaan asing di Kepri tutup


Sumber: Antara | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. PT Reno King, sebuah perusahaan asing di Lobam, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (Kepri) akan tutup menyusul terus melemahnya nilai tukar rupiah.

Manajer Senior Penghubung Bintan Inti Industrial Estate di Gedung Daerah Tanjungpinang, Jamin mengatakan perusahaan asal Singapura ini sejak dua bulan sudah tidak sanggup menjalankan usahanya karena biaya produksi menjadi tinggi akibat pelemahan rupiah.

"Perusahaan ini bergerak di bidang perdagangan contoh furniture yang diekspor ke Eropa. Perusahaan ini hanya membuat contoh furniture, bukan menjual barang-barang furniture," katanya.

Dia menjelaskan perusahaan ini sudah delapan tahun beroperasi di Lobam. Perusahaan ini hanya memiliki enam karyawan.

Penutupan perusahaan juga tidak mudah, karena pengusaha masih memiliki tanggung jawab terhadap karyawannya. Meski bukan sebagai perusahaan yang besar, kata dia penutupan PT Reno King akan mendapat perhatian publik lantaran merupakan perusahaan asing.

"Ini memang perusahaan kecil, tetapi isunya bisa menjadi besar lantaran perusahaan asing," katanya.

Jamin yang juga Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Bintan menjelaskan, perusahaan itu tutup karena harus mengimpor barang-barang yang dibutuhkan dari berbagai negara. Pembelian barang-barang yang dibutuhkan untuk produksi itu dipengaruhi oleh rupiah.

Jika rupiah melemah, maka ongkos produksi akan semakin tinggi.

"Ada beberapa jenis barang yang dibutuhkan untuk produksi berasal dari luar negeri, sebagian lagi dari Indonesia. Ini jadi persoalan saat rupiah melemah," katanya.

Dia menjelaskan sampai saat ini ada 14 perusahaan asing di Lobam. Beberapa pengusaha sudah merasakan dampak negatif dari menurunnya nilai rupiah, namun mereka tetap bertahan.

"Kami berharap kondisi perekonomian di Indonesia pulih," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×