Reporter: Lita Febriani | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Menguatnya rupiah pada awal tahun memiliki dampak pada pembelian bahan baku PT Phapros Tbk. Emiten dengan kode saham PEHA tersebut menerapkan beberapa strategi dalam pembelian bahan baku selama kondisi tersebut.
Corporate Secretary PT Phapros Tbk Zahmilia Akbar menuturkan bahwa dengan bahan baku produk obat yang 90% masih impor, pihaknya menerapkan strategi membeli bahan baku dengan jumlah besar. "Salah satunya dengan membeli bahan baku dalam jumlah besar, dengan harga yang telah disepakati diawal dan beberapa kali pengiriman," terang Zahmilia Akbar saat dihubungi Kontan.co.id pada Selasa (12/2).
PEHA disebut Zahmilia tetap menggunakan harga lama dalam pembelian bahan baku lantaran penguatan rupiah. Selain itu perseroan juga menerapkan satu bahan baku tak hanya menggunakan satu vendor saja. "Kami juga tidak hanya menggunakan satu vendor, atas satu bahan baku minimal dua vendor sehingga bargaining price kita bagus," imbuh Zahmilia Akbar.
Tak hanya genjot pembelian bahan baku, PEHA juga memacu ekspor guna menyeimbangkan impor mereka. Tahun ini Phapros targetkan ekspor naik diatas 5% dari omset. "Masih dibawah 5% dr omset. Tahun ini target kami bisa diatas 5% omset," tutur Zahmilia.
Selama ini PT Phapros Tbk mengekspor produknya ke empat negara di Benua Asia yaitu Vietnam, Laos, Myanmar dan Philipina dan satu negara di Benua Afrika yaitu Nigeria.
Produk yang diekspor sendiri adalah Antimo, Multivitamin, obat Analgesik serta produk obat untuk gangguan pencernaan (lambung). "Produk antimo (back bone kami) baik yang tablet ataupun cair untuk anak, beberapa multivitamin, produk obat untuk gangguan lambung, serta obat analgesik atau pereda rasa sakit," terang Zahmilia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News