Reporter: Juwita Aldiani | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), yakni PT Saka Energi Indonesia mendapat pinjaman sindikasi dari beberapa perusahaan keuangan senilai US$ 600 juta.
Perusahaan keuangan itu adalah BNP Paribas, HSBC Ltd, PT HSBC Securities Indonesia, Sumitomo Mitsui Banking Corp, PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, Mizuho Bank Ltd, dan PT Bank Mizuho Indonesia.
Perusahaan telah meneken nota Kesepahaman (MoU) dengan para krediitor pada 2 Desember 2015 lalu. Direktur Operasi Saka Energi, Tumbur Parlindungan membenarkan adanya pinjaman tersebut. Fasilitas pinjaman berlaku untuk jangka waktu lima tahun.
"Rencananya akan dipakai untuk membiayai proyek-proyek yang sudah ada, seperti Blok Muara Bakau dan South Sesulu," kata Tumbur kepada KONTAN, Senin (0/12).
Seperti diketahui, Blok Muara Bakau telah diakuisisi oleh Saka Energi sebesar 11,6% dari GDF Suez E&P International SA pada 15 April 2015. Tumbur bilang, Muara Bakau di Kutai Basin, Kalimantan Timur akan mulai berproduksi pada 2017 mendatang. Sama seperti Muara Bakau, blok South Sesulu direncanakan mulai berproduksi pada 2017.
Di tengah turunnya harga minyak dan gas, pendapatan Saka Energi hingga kuartal III-2015 juga mengalami penurunan menjadi US$ 194,32 juta. Sementara pendapatan pada periode sama tahun lalu sebesar US$ 219,35 juta. Tumbur berharap, tahun depan harga minyak bisa berada di angka US$ 40 - US$ 60 per barel.
Selain buat pengembangan Blok Muara Bakau dan South Sesulu, sebagian dari pinjaman akan dipakai untuk kebutuhan Capex tahun depan. Tidak jauh beda dengan tahun ini, Saka Energi menganggarkan capex tahun depan sekitar US$ 400 jutaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News