kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Salah bidik pasar, penjualan properti kelas atas di Tegal rontok


Selasa, 23 November 2010 / 08:45 WIB
Salah bidik pasar, penjualan properti kelas atas di Tegal rontok
ILUSTRASI. Bocah Obesitas Asal Karawang


Reporter: Ario Fajar |

JAKARTA. Bisnis properti di sejumlah daerah di Indonesia memang kian bergairah. Namun, rupanya kondisi sebaliknya terjadi di daerah-daerah lain. Salah satunya di kota Tegal, Jawa Tengah. Beberapa pengembang yang berbisnis di daerah ini merugi, bahkan sudah gulung tikar akibat seretnya penjualan.

Menurut Zaenal Abidin M.K., pendiri broker properti Syarif Gemilang Realty yang banyak beroperasi di Tegal hingga Semarang, jumlah pengembang di Tegal terus susut, hingga tinggal 10 pengembang saja. "Dulu jumlahnya sangat banyak," katanya kepada KONTAN, Jumat (19/11).

Menurut Zaenal, masalahnya memang bukan karena kondisi ekonomi yang kurang mendukung, namun, salah satunya karena para pengembang tersebut salah membidik target pasar. Banyak pengembang membangun properti kelas atas di daerah ini. Akibatnya, penjualan rumah yang mereka bangun berjalan sangat lambat. Hal ini berbeda dengan di kota lain, misalnya di Semarang yang properti kelas premium bisa diserap pasar.

Rumah yang seret penjualannya, menurut Zaenal, adalah rumah yang dipasarkan dengan harga Rp 400 juta ke atas per unitnya. Memang , Tegal merupakan kota yang cukup berkembang karena merupakan kota transit yang menghubungkan jalur Jakarta Semarang dan Jakarta Purwokerto. Tapi, bagi konsumen di daerah tersebut, harga rumah setinggi itu terlalu mahal.

Perumahan yang laris di Tegal, kata Zaenal, adalah yang harganya Rp 100 juta - Rp 200 juta per unit. Penjualannya bisa 10 unit per bulan.

Yulie Sari, Principal Manager Era Bahari Kota Tegal, mengonfirmasi bahwa pasar hunian premium di daerahnya memang lesu. Contohnya, pengembang hunian di Tegal Barat yang membangun 105 rumah premium sejak tiga tahun lalu. Hingga kini, kata Yulie, yang terjual hanya 20 unit. "Kami selaku agen juga mengalami kesulitan mencari pembeli karena harganya terlalu mahal," katanya.

Hermawan Sucipto, Manajer Pembangunan PT Cipta Bangun, salah satu pengembang rumah kelas premium di Tegal, menambahkan, penjualan rumah mewah di daerah tersebut seret karena jumlah orang kaya di Tegal sangat sedikit. Karena itu, Cipta Bangun akan banting setir membangun rumah kelas menengah yang harganya lebih kompetitif. "Maaf, saya tidak mau ditanya soal penjualan. Yang jelas, kami akan bidik pasar lain," tegasnya.

Pasar perumahan kelas di daerah ini memang lebih baik. Ambil contoh perumahan Tegal Residence. Hampir seluruh rumah yang dikembangkan oleh PT Karya Gemilang tersebut telah laku.

Ketua Real Estate Indonesia (REI) Komisariat Tegal Drajat Adi Prayitno bilang, kini jumlah pengembang perumahan mewah di Tegal hanya 10%. Sementara pengembang perumahan kelas bawah 80%. "Tahun depan, akan banyak pengembang kelas menengah," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×