Reporter: Lita Febriani | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Bahan baku industri es krim saat ini masih ada beberapa yang harus impor, termasuk susu. Untuk membuat es krim masih harus di datangkan dari negara lain sekitar 80%.
"Susu masih 80% impor. Flavor juice dan lain-lain masih 70%," ungkap Adhi Lukman, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) saat dihubungin Kontan.co.id, Rabu (13/2).
Gapmmi mengungkapkan para pengusaha di industri es krim ini biasanya menjaga ketersediaan bahan baku dengan memaksimalkan pembelian dalam negeri. Guna tetap menjaga ketersediaan bahan baku, para emiten es krim biasanya tetap berkoordinasi dengan pemerintah mengenai kebijakan impor bahan baku. "Tapi tetap berkoordinasi dengan pemerintah untuk kebijakan impor untuk jaminan ketersediaan bahan baku," terang Ketum Gapmmi.
Mengenai peluang industri es krim, Gapmmi melihat pasar es krim di Indonesia masih berpeluang tumbuh semakin besar. Banyaknya pemain baru semakin membuat persaingan dan pangsa pasar semakin panas. Inovasi dari para pelaku usaha pun terus dihadirkan guna menarik pasar.
Misal saja PT Campina Ice Cream Industry Tbk (CAMP), Perseroan berencana untuk meluncurkan lima sampai enam produk baru di tahun ini. Nantinya produk baru CAMP ini akan menyasar segmen es krim premium dan es krim refreshment. Perseroan juga menargetkan pertumbuhan penjualan hingga 10% di tahun 2019.
Proyeksi pertumbuhan industri es krim tak dapat dinyatakan dengan angka menurut Gapmmi. "Gapmmi tidak mendalami perangkanya. Karena sangat sektoral," jelas Adhi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News