kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Salim Group akuisisi Aetra Air


Kamis, 31 Agustus 2017 / 12:02 WIB
Salim Group akuisisi Aetra Air


Reporter: Ivana Wibisono, Siti Maghfirah | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - Gurita bisnis Salim Group terus menjalar. Terbaru: lewat Moya Indonesia Ptl Ltd, Salim Group  mengakuisisi 100% saham Acuatico Pte Ltd dari tangan Recapital  Advisor dengan nilai transaksi US$ 92,87 juta,  setara Rp 1,24 triliun ( 1 US$= 13.350)  

Ini artinya Salim Group menjadi pemilik baru PT Aetra Air Jakarta, PT Aetra Air Tangerang serta PT Aetra Air Indonesia, menggantikan Recapital, perusahaan yang dimiliki oleh Sandiaga Uno dan Rosan P. Roslani. 

Dalam pengumuman akuisisi di bursa efek Singapura, 23 Agustus 2017, Moya menyebut aksi korporasi selesai pada 11 Juni 2017 lalu. "Moya Holding Asia, per 8 Juni,  melalui Moya Indonesia Holdings Pte. Ltd mengakuisisi Acuatico Group senilai US$ 92,87 juta," tulis Moya Holdings Asia Ltd, induk Moya Indonesia.

Selain akuisisi, dalam dokumen yang sama, Salim yang menjadi pengendali Moya sejak 2015 ini juga membayar utang Aquatico US$ 152,31 juta, setara Rp 2,1 triliun. 

Pasca akuisisi, Moya akan mengendalikan Aetra dalam pengelolaan air bersih di Jakarta hingga 1 Februari 2023 untuk 440.000 pelanggan. Adapun, untuk wilayah Tangerang melayani 360.000 pelanggan dengan masa kontrak habis 2 Oktober 2034.

Sayangnya, Rosan yang kini menjadi Ketua Kadin serta Sandiaga yang tak lama lagi menjadi wakil gubernur DKI Jakarta masih enggan menanggapi permintaan wawancara KONTAN. Manager Corporate & Customer Communications Aetra Astriena Veracia tidak menjawab konfirmasi KONTAN. Anthony Salim pemilik Salim Group juga masih bungkam, termasuk Franky Welirang. 

Yang pasti, Salim Group kini menguasai bisnis pengolahan air bersih di banyak wilayah di Tanah Air. Pasalnya, lewat Moya Indonesia, Salim sudah mengelola bisnis air bersih di Bekasi,  Tangerang serta Makassar dengan skema build–operate–transfer (BOT) selama 25 tahun.

Direktur Utama PAM JAYA Erlan Hidayat mengaku sudah mendengar perubahan kepemilikan Aetra. Namun belum ada keterangan resmi dari Aetra. "Kalau bener  pun tidak berpengaruh karena Aetra deliver ke PAM Jaya," ujar dia ke KONTAN, Rabu (30/8).

Menurut dia, Aetra Air Jakarta selama ini menangani pekerjaan dari hulu hingga hilir air di Ibukota. Jika masa kontrak habis, PAM Jaya akan mengubah kontrak. Pasalnya "Menurut PP No 122/2015, hulu dan hilir harus ditangani BUMN, BUMD, atau PDAM. Tengah-tengah Palyja dan Aetra. Kami masih bujuk Aetra ke arah situ," ujar Erlan.

Dalam kontrak bisnis air ke depan, kata Erlan, ada empat poin penting yang harus disepakati yakni PAM Jaya dan regulator harus hidup, Pemprov DKI harus mendapatkan uang hasil usaha swasta terakir Aetra Air Jakarta harus seluruh utang ke PAM Jaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×