Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Hatten Bali Tbk (WINE), perusahaan yang memproduksi minuman anggur yang berlokasi di Bali mencatatkan penurunan laba bersih di kuartal-I 2025. Ini terjadi karena adanya kenaikan harga bahan baku.
Laba bersih tahun berjalan WINE tercatat menurun 17,7% (YoY). Dari yang semula mencatatkan laba bersih Rp 9,7 miliar pada kuartal-I 2024, kini menjadi Rp 7,9 miliar pada kuartal-I 2025.
Soal penurunan laba, Chief Financial Officer (CFO) PT Hatten Bali Tbk, Ketut Sumarwan menjelaskan bahwa ini disebabkan oleh adanya kenaikan bahan baku dan juga adanya antisipasi perseroan dalam mengamankan pasokan bahan baku guna memperlancar produksi. Metode ini dilakukan dengan melakukan pembelian bahan baku dalam jumlah yang lebih besar dari sebelumnya terutama bahan baku impor dari Australia.
"Metode ini digunakan karena siklus panen buah anggur di Australia hanya satu tahun sekali. Strategi ini berdampak pada kenaikan biaya penyimpanan yang pada akhirnya menambah HPP," bebernya kepada Kontan, Selasa (17/6).
Baca Juga: Naik 11,9%, Hatten Bali (WINE) Raih Pendapatan Rp 283,98 Miliar di 2024
Meski laba turun, tetapi di triwulan pertama 2025 ini, WINE berhasil membukukan penjualan sebesar Rp 57,7 miliar rupiah. Nilai ini tercatat meningkat 5,4% year-on-year (YoY) dibanding perolehan periode yang sama tahun sebelumnya, yang sebesar Rp 54,7 miliar.
Ketut menuturkan kenaikan penjualan WINE ini didorong berbagai hal. Diantaranya peningkatan sektor pariwisata internasional khususnya di Bali, ekspansi ke luar pulau Bali hingga peluncuran produk baru turut menunjang penjualan.
Proyeksi ke depan
Soal pandangan di kuartal-II 2025, Ketut menegaskan bahwa perseroan melihat prospek yang cukup positif, sebab periode ini merupakan high season untuk kedatangan wisatawan asing. Meskipun ada pula sedikit kekhawatiran yang terjadi akibat kondisi geopolitik global.
"Ada kekuatiran kondisi perang di beberapa negara. Namun, sehubungan pangsa pasar terbesar kami adalah wisatawan Australia serta expatriat yang memang menetap baik di Bali dan Indonesia, maka kondisi tersebut tidak berpengaruh signifikan,"
Ketut pun menjelaskan bahwa sejauh ini, pihaknya tidak merasakan adanya penurunan daya beli yang berdampak signifikan terhadap penjualan produknya. Karena mayoritas konsumen WINE ialah wisatawan asing serta segmen menengah ke atas yang daya belinya relatif stabil.
Baca Juga: Dukung Keberlanjutan Lingkungan, Hatten Bali Gelar Gerakan Bali Bersih
Lebih lanjut, Ketut kemudian membeberkan soal alokasi belanja modal atau capitax expenditure (Capex) perseroan di tahun 2025 sebesar Rp 26 miliar. Dana ini akan digunakan untuk peningkatan kapasitas dan modernisasi fasilitas produksi, serta pengembangan kebun anggur guna memperkuat ketahanan bahan baku lokal.
Kini, produk-produk minuman anggur WINE ternyata telah didistribusikan hingga ke luar bali, mencakup beberapa kota di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, hingga Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Tahun lalu, Ketut menjelaskan bahwa WINE telah menambah varian produk baru yang bernama Two Island PROSECCO. Tahun ini, tak tanggung-tanggung Ketut juga membocorkan bahwa WINE akan me-launching produk barunya lagi yakni Two Island BLANC DE BLANC pada Oktober 2025.
"Tahun ini kami akan menambah varian produk baru untuk memperkuat portofolio produk serta memperluas pasar. Kami juga memperkuat kerja sama dengan pelaku industri pariwisata, ritel, hospitality dan community dengan melakukan lebih banyak event-event tasting serta mengoptimalkan digital marketing," pungkasnya.
Selanjutnya: KIT Global Hadir di Indonesia, Tawarkan Solusi AI Pemasaran yang Kental Nuansa Lokal
Menarik Dibaca: Ada Diskon Tiket Kereta 30%, 952.639 Tiket Sudah Terjual
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News