Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
Faktor cuaca memang sangat berdampak terhadap bisnis perkebunan kelapa sawit secara umum. Dari segi fundamental, SGRO terus berupaya meningkatkan daya saing agar dampak cuaca tersebut dapat diminimalisasi.
Michael berujar, dalam 10 tahun terakhir, investasi terhadap pengembangan tanaman sawit terus ditambah oleh SGRO. Dalam hal ini, proporsi tanaman muda khususnya di kebun inti milik SGRO terus meningkat. Tanaman muda tersebut diharapkan dapat menjadi penopang produksi SGRO di masa-masa mendatang.
Baca Juga: Kinerja ciamik, Sampoerna Agro (SMGR) optimistis laba bersih menanjak di akhir tahun
Asal tahu saja, SGRO memiliki lahan kebun inti seluas 85.000 hektar (Ha) dengan tanaman sawit yang berusia rata-rata 12 tahun. “Di kebun inti kami, jumlah tanaman muda yang di bawah 15 tahun mencapai 75% dari total tanaman yang ada,” ungkap Michael.
Mengutip materi paparan publik, SGRO saat ini memiliki lahan perkebunan sawit di Sumatera seluas 106.000 Ha. Dari jumlah tersebut, area yang telah ditanami kelapa sawit mencapai 85.000 Ha. Di sana, SGRO juga memiliki 5 pabrik kelapa sawit dengan kapasitas 380 ton per jam.
SGRO juga memiliki lahan kebun sawit di Kalimantan seluass 74.000 Ha dan area yang sudah ditanami kelapa sawit seluas 50.000 Ha. Di Kalimantan, SGRO memiliki 3 pabrik kelapa sawit dengan kapasitas 135 ton per jam.
Selanjutnya: UU Cipta Kerja Mengalihkan Perizinan ke Pusat, Peritel Yakin Ekspansi Lebih Mudah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News