Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen sawit, PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) menyiapkan sejumlah strategi untuk menjaga produksi sawit dalam menghadapi potensi musim kekeringan panjang akibat fenomena El Nino.
Head of Investor Relation SGRO, Stefanus Darmagiri mengatakan, SGRO menyiapkan sejumlah strategi untuk tetap memacu produksi di tengah dampak El-Nino antara lain tetap fokus program dalam meningkatkan produktivitas kelapa sawit, seperti program intensifikasi dengan menjaga tingkat penguapan yang ada pada tanaman agar kandungan air yang ada di dalam tanah mencukupi kadar yang dibutuhkan oleh tanaman sawit dan water management system.
"Di samping itu, SGRO terus fokus dengan melanjutkan program intensifikasi lainnya, seperti peningkatan infrastruktur dan mekanisasi," kata Stafanus saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (18/9).
Menurut Stefanus, dampak El-Nino atau musim kemarau yang berkepanjangan yang terjadi pada 2023 ini tidak akan berpengaruh signifikan terhadap produktivitas permintaan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) pada tahun 2023 ini.
Baca Juga: Hingga Akhir Tahun, Astra Agro Lestari (AALI) Targetkan Produksi TBS Naik 5%
Ia menilai, dampak El Nino terhadap industri dan produktivitas kelapa sawit baru, yang secara keseluruhan dapat mempengaruhi produksi CPO nasional baru akan terjadi pada tahun depan yakni 2024, setelah terjadinya fenonema El-Nino pada tahun ini.
Lebih lanjut, Stefanus juga optimistis prospek bisnis CPO pada 2023 ditopang oleh permintaan minyak kelapa sawit di Indonesia yang diperkirakan akan meningkat. Hal itu seiring dengan rencana implementasi B35 yang akan dimulai pada bulan Februari 2023.
Saat ini, SGRO memiliki kapasitas pabrik kelapa sawit sekitar 515 ton per jam. Ke depannya, SGRO sedang melakukan kajian untuk pembangunan pabrik kelapa sawit. Untuk penjualan CPO saat ini SGRO masih memfokuskan pasar domestik. Hal ini lantaran seluruh penjualan CPO SGRO untuk pasar domestik.
Sebagai tambahan informasi, SGRO mencatatkan penjualan semester I-2023 turun sebesar 2,93% menjadi Rp 2,547 triliun dari sebelumnya semester I-2022 adalah Rp 2,624 Triliun.
Tak hanya penjualan, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan SGRO di semester I-2023 turun 62,69% menjadi Rp 201,752 dari sebelumnya semester I-2022 adalah sebesar Rp 540,754 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News