kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sawit jadi penyumbang devisa terbesar perkebunan


Senin, 11 Desember 2017 / 18:59 WIB
Sawit jadi penyumbang devisa terbesar perkebunan


Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kelapa sawit menjadi penyumbang terbesar terhadap produk domestik bruto (PDB). Tak heran, jika sawit sebagai kekuatan dan penopang industri.

"Dari 15 komoditas, sumbangan terbesar berasal dari kelapa sawit yang mencapai Rp260 triliun,” ujar Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kemtan), Bambang dalam siaran pers, Senin (11/12).

Pada 2016 sektor perkebunan memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sebesar Rp 429 triliun.

Pendapatan sektor perkebunan ini telah melebihi sektor minyak dan gas (migas) yang nilainya hanya Rp365 triliun. Dari 127 komoditas perkebunan, hanya 15 komoditas saja yang menghasilkan devisa.

Bambang bilang dalam kondisi yang belum terurus dengan baik, perkebunan dapat memberikan kontribusi besar terhadap penerimaan negara. Dia menyebutkan, produktivitas kelapa sawit rata-rata nasional baru sekitar 2 ton per hektare (ha), padahal perusahaan sudah mencapai 8 ton ha hingga 10 ton per ha.

Oleh karena itu Bambang mengajak semua komponen bangsa untuk ikut memperkuat komoditas perkebunan nasional di mata dunia. Hal itu dikarenakan banyak negara yang tidak menghendaki perkebunan di Indonesia maju.

"Untuk itu, kita harus siap mengawal perkebunan Indonesia agar bebas dari tekanan luar negeri,” ungkap Bambang.

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Musdhalifah Machmud mengatakan, perkebunan berperan sebagai sumber kemakmuran dan pemacu pembangunan wilayah terpencil. “Daerah terpencil atau remote area mulai terbangun dari perkebunan,” ujar Musdalifah.

Perbaikan citra kelapa sawit dilakukan dengan memperkuat dan meyakinkan pihak asing bahwa Indonesia sangat berkomitmen dalam melakukan praktik budidaya perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan.

Ini dibuktikan dengan adanya sertifikasi Indonesia Sustainability Palm Oil (ISPO). Di mana hingga saat ini jumlah sertifikasi ISPO yang telah diterbitkan adalah 346 dengan luas lahan 2,04 juta ha dengan total produksi CPO mencapai 8,75 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×