Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli
Kebijakan pengadaan beras dari luar negeri semata-mata untuk memperkuat cadangan beras nasional. Kebijakan yang diambil ini tidak akan mengganggu beras petani karena hanya dipergunakan pada kondisi tertentu.
Seperti penanggulangan bencana, intervensi harga jika diperlukan, dan beberapa kegiatan pemerintah lainnya.
Buwas menyebut, 200.000 ton beras impor akan datang lengkap hingga 24 Desember nanti.
Baca Juga: Bulog Upayakan 200.000 Ton Beras Datang Bulan Ini untuk Intervensi Pasar
Ia mengatakan, beras tersebut dibeli seharga Rp 8.800. Harga Tersebut sudah termasuk distribusi dari pelabuhan sampai di gudang Bulog. Beras impor tersebut merupakan kualitas premium, maka untuk memasukkannya ke dalam CBP akan dimintakan izin ke pemerintah.
Bulog nantinya akan melepas beras tersebut dalam operasi pasar seharga Rp 8.300 perkilogram. Adapun selisih harga akan ditanggung oleh negara.
"Itulah nanti setelah kita minta izin dari negara untuk dirubah menjadi CBP, maka selisihnya akan diganti oleh negara. Jadi kita belinya Rp 8.800 dong, nah itu karena ketentuannya Rp 8.300 maka ada selisih Rp 500 kan, nah Rp 500 itu akan diganti pemerintah," jelasnya.
Bulog memastikan beras yang datang dari luar negeri tersebut tidak merembes ke pasar. Ia menekankan bahwa beras hanya digunakan untuk operasi pasar sebagai intervensi harga beras, terutama jelang Natal dan Tahun Baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News