kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.943.000   -7.000   -0,36%
  • USD/IDR 16.315   41,00   0,25%
  • IDX 7.108   -47,56   -0,66%
  • KOMPAS100 1.035   -7,77   -0,75%
  • LQ45 792   -7,68   -0,96%
  • ISSI 231   -1,15   -0,50%
  • IDX30 412   -2,63   -0,64%
  • IDXHIDIV20 483   -2,49   -0,51%
  • IDX80 116   -0,92   -0,79%
  • IDXV30 119   -0,53   -0,45%
  • IDXQ30 133   -0,84   -0,63%

Sebanyak 75% bahan baku susu masih diimpor


Senin, 12 September 2011 / 19:48 WIB
Sebanyak 75% bahan baku susu masih diimpor
ILUSTRASI. Selain harga Vivo Y30 yang cukup terjangkau, beberapa spesifikasi Vivo Y30 juga dinilai cukup baik jika dibandingkan dengan HP lain di kelasnya.


Reporter: Dani Prasetya | Editor: Test Test

KARAWANG. Industri pengolahan susu masih terkendala bahan baku. Hingga kini, sebanyak 75% kebutuhan bahan baku susu sapi masih diimpor. Indonesia biasanya mengimpor skimmed milk powder, anhydrous milk fat, dan butter milk powder dari berbagai negara seperti Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.

Menteri Perindustrian M.S. Hidayat mengatakan, banyaknya bahan baku susu yang diimpor ini menghalangi perkembangan industri pengolahan susu. "Tapi itu justru jadi peluang bagi peternak sapi perah dalam negeri," ucap Hidayat dalam acara peletakan batu pertama pembangunan pabrik PT Nestle Indonesia, di Karawang, Senin (12/9).

Pada 2006, impor bahan baku susu dan turunannya mencapai US$ 257,9 juta. Angka itu meningkat menjadi US$ 372,1 juta pada 2007 dan naik lagi pada 2008 menjadi US$ 404,5 juta. Namun, hempasan krisis global pada akhir 2008 rupanya ikut berpengaruh pada industri pengolahan susu sehingga nilai impor komoditas itu tahun 2009 turun menjadi US$ 196,5 juta. Nah, tahun lalu, nilai impor ini naik kembali menjadi US$ 272,1 juta.

Untuk periode Januari-April 2011, impor komoditas ini mencapai US$ 118,4 juta atau naik 37,91% dari periode sama tahun 2010 yang sebesar US$ 85,9 juta. Artinya, impor komoditas yang berkontribusi 2,51% dari total impor makanan minuman itu masih relatif tinggi hingga kini.

Untuk mengurangi ketergantungan akan susu impor, PT Nestle Indonesia mendirikan pabrik keempat di Karawang, Jawa Barat. Pabrik ini rencananya akan memproduksi Milo, Dancow, dan Cerelac yang selama ini diimpor dari Malaysia. "Pengolahan susu di Karawang bertujuan menyerap bahan baku lokal dari masyarakat setempat," ujar Presiden Direktur Nestle, Arshad Chaudry.

Pabrik ini rencananya akan menyerap 700.000 liter susu segar per hari dari sekitar 33.000 peternak sapi. Selain itu, pabrik ini akan menyerap 10.000 ton kakao per tahun yang didapat dari petani di Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×