kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Segmen usaha kertas diproyeksi bakal mendominasi penjualan Alkindo Naratama tahun ini


Kamis, 17 Juni 2021 / 20:50 WIB
Segmen usaha kertas diproyeksi bakal mendominasi penjualan Alkindo Naratama tahun ini
ILUSTRASI. Pabrik PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO).


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Alkindo Naratama Tbk masih akan mengandalkan lini usaha bisnis kertas sebagai dalam memacu kinerjanya tahun ini. Emiten berkode saham “ALDO” itu memproyeksikan, kontribusi lini usaha kertas bakal berkontribusi sekitar 60% dalam total penjualan konsolidasi perusahaan tahun ini.

Direktur Utama  PT Alkindo Naratama Tbk, Herwanto Sutanto menuturkan, ALDO melihat prospek bisnis pengiriman dan packaging dari industri  fast moving consumer goods (FMCG) dan food and beverages (FNB) yang bertumbuh pesat seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi.

Di sisi lain,  tumbuhnya tren perilaku akan kesadaran terhadap lingkungan juga dipercaya bisa menjadi peluang tersendiri bagi ALDO, mengingat sifat kemasan berbahan dasar kertas yang lebih ramah lingkungan dibanding kemasan tertentu lainnya.

“Untuk bertumbuh di tahun 2021 ini peluang pertumbuhan akan didominasi dari penjualan produk subgrup paper ALDO,” ungkap Herwanto dalam sesi paparan publik yang disiarkan secara virtual pada Kamis (17/6).

Baca Juga: Alkindo Naratama (ALDO) bagikan dividen tunai Rp 1,6 miliar dari laba bersih 2020

Segmen usaha kertas ALDO terbagi menjadi kertas konversi dan kertas cokelat. Lini usaha kertas konversi dijalankan langsung oleh ALDO selaku entitas induk. Beberapa produk yang dihasilkan misalnya seperti papercore atau gelondong untuk film plastik, kertas foil dll, papertube (selongsong untuk menggulung benang). 

Terbaru, ALDO juga memproduksi paper box dan paper bag. Sementara itu, lini usaha kertas cokelat dijalankan oleh salah satu entitas anak usaha ALDO, yaitu PT Eco Paper Indonesia (EPI).

Dalam dua tahun terakhir, kontribusi pendapatan dari segmen usaha kertas selalu mendominasi. Pada tahun 2019 misalnya, porsi kontribusi segmen usaha kertas mencapai 58% dari total penjualan konsolidasi dengan komposisi kertas cokelat 30% dan kertas konversi 28%. 

Sebanyak 42% penjualan konsolidasi sisanya berasal dari lini usaha distribusi bahan kimia yang dijalankan oleh entitas anak  PT Swisstex Naratama Indonesia (SNI) sebanyak 29% dan lini usaha manufaktur polimer yang dijalankan entitas anak, PT Alfa Polimer Indonesia (API) sebanyak 13%.

 

Di tahun 2020, kontribusi segmen usaha kertas meningkat menjadi 62% dengan komposisi kertas cokelat 36% dan kertas konversi 26%. Sisanya berasal dari lini usaha kimia 23% dan polimer 16%.

Dalam memacu seluruh lini bisnis tahun ini, ALDO memiliki sejumlah strategi. Pertama, ALDO bakal berupaya memberi solusi  alternatif dan layanan berkualitas. Caranya ialah dengan menerapkan fleksibilitas produksi dan memastikan jadwal pengiriman yang tepat waktu. 

Selanjutnya, ALDO juga akan terus melakukan pengendalian biaya dan efisiensi produksi. “Selain itu ALDO juga akan terus melakukan edukasi pasar dan terus mencari (target) industri baru,” imbuh Herwanto.

Pada sepanjang tahun ini, ALDO menargetkan pertumbuhan penjualan sekitar 30% dibanding tahun lalu atau setara dengan sekitar Rp 1,4 triliun. Sementara itu, laba bersih perusahaan ditargetkan bertumbuh 40% dibanding tahun lalu atau setara dengan sekitar Rp 70 miliar.

Sepanjang kuartal I 2021 lalu, ALDO sudah membukukan penjualan konsolidasi sebesar Rp 340,70 miliar, tumbuh 9,41% dibanding realisasi penjualan kuartal I 2020 yang sebesar Rp 311,37 miliar. Sementara itu, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk ALDO melesat 79,21% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dari semula Rp 8,15 miliar di kuartal I 2020 menjadi Rp 14,61 miliar di kuartal I 2021.

Selanjutnya: Pacu bisnis kertas cokelat, ALDO akan pasang kapasitas tambahan 150.000 ton per tahun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×