kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.035.000   26.000   1,29%
  • USD/IDR 16.442   -1,00   -0,01%
  • IDX 7.860   57,92   0,74%
  • KOMPAS100 1.100   10,65   0,98%
  • LQ45 794   1,22   0,15%
  • ISSI 269   3,31   1,25%
  • IDX30 412   0,94   0,23%
  • IDXHIDIV20 479   1,28   0,27%
  • IDX80 121   0,37   0,31%
  • IDXV30 133   1,53   1,16%
  • IDXQ30 133   0,49   0,37%

Sejumlah SPBU Shell di Jakarta Terpantau Masih Kehabisan Stok BBM


Rabu, 03 September 2025 / 13:32 WIB
Sejumlah SPBU Shell di Jakarta Terpantau Masih Kehabisan Stok BBM
ILUSTRASI. Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik Shell di Jakarta terpantau belum sepenuhnya menyediakan BBM./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/28/08/2025.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik Shell di Jakarta terpantau belum sepenuhnya menyediakan pasokan bahan bakar minyak (BBM).

Pantauan Kontan pada Rabu (3/9/2025) siang di SPBU Shell Jalan Letnan Jenderal Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta Pusat misalnya, BBM jenis Shell Super, Shell V-Power, dan Shell V-Power Nitro+ tidak tersedia, sementara Shell V-Power Diesel masih bisa didapatkan.

Kondisi SPBU terlihat relatif sepi. Tidak tampak antrean kendaraan di dispenser. Beberapa petugas berjaga di area depan SPBU, sesekali memberi penjelasan kepada pengendara yang masuk untuk mengisi BBM.

Baca Juga: Stok BBM di SPBU Swasta yaitu Shell dan BP Masih Kosong Hingga Kini

Situasi serupa juga ditemui di SPBU Shell Jalan Menteng Raya, Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Di lokasi ini, suasana tampak tenang dengan aktivitas terbatas. Petugas SPBU terlihat tetap siaga di dekat dispenser untuk menyampaikan informasi mengenai ketersediaan BBM kepada pengendara. 

Sebelumnya, President Director & Managing Director Mobility, Shell Indonesia Ingrid Siburian mengatakan, Shell Indonesia ingin menginformasikan bahwa produk bahan bakar minyak (BBM) Shell Super, Shell V-Power, dan Shell V-Power Nitro+ tidak tersedia di beberapa jaringan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau SPBU Shell hingga waktu yang belum dapat dipastikan.

“SPBU Shell tetap melayani para pelanggan dengan produk BBM Shell V-Power Diesel dan layanan lainnya; termasuk Shell Select, Shell Recharge, bengkel, dan pelumas Shell,” kata Ingrid kepada Kontan, Rabu (27/8).

Saat ini, pihaknya terus berkoordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia untuk memastikan ketersediaan produk BBM di jaringan SPBU Shell.

Setali tiga uang, Presiden Direktur BP-AKR Vanda Laura mengatakan, saat ini beberapa jaringan SPBU bp mengalami keterbatasan stok bahan bakar minyak (BBM) BP Ultimate dan BP 92, sehingga tidak dapat melayani penjualan produk BBM secara lengkap.

Vanda menambahkan, untuk itu BP-AKR berkomitmen memulihkan ketersediaan stok BBM dengan berkoordinasi secara aktif dengan pihak-pihak terkait, sekaligus mengoptimalkan distribusi, mencari alternatif pasokan dalam negeri, serta menyiapkan skenario operasional agar layanan pelanggan tetap terjaga.

Menteri ESDM Sarankan SPBU Swasta Beli ke Pertamina

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia menyarankan sejumlah perusahaan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) swasta melakukan kerjasama secara Business-to-Business (B2B) untuk mengatasi berkurangnya stok Bahan Bakar Minyak (BBM).

Menurut Bahlil, saat ini stok BBM dalam negeri masih ada, sehingga tambahan BBM untuk perusahaan swasta pemilik SPBU dapat dipasok dari dalam negeri.

"Kalau meminta tambah saya katakan, bahwa persediaan nasional kita masih ada. Jadi bisa dilakukan kolaborasi B2B dengan persediaan nasional," katanya di Istana Kepresidenan usai Ratas, Senin (1/9/2025) malam.

Baca Juga: Dirjen Migas akan Bereskan Suplai BBM Swasta

Bahlil juga mengakui bahwa adanya permintaan penambahan kuota impor BBM dari para pelaku usaha swasta. Namun, menurutnya pemerintah telah memberikan tambahan volume 10% dibandingkan volume impor tahun lalu.

"Untuk ketersediaan BBM nasional kita untuk swasta kita memberikan kuota impor itu seperti 2024. Contoh 1 juta (barel). Di 2025 kita berikan tambah 10 persen jadi 1,1 (barel). Jadi lebih dari target tahun sebelumnya.  Jadi tidak ada yang menjadi kelangkaan," jelas Bahlil.

Selanjutnya: JFX dan PT KBI Dorong Literasi Perdagangan Energi Global

Menarik Dibaca: Platform Isyara Memudahkan Masyarakat Belajar Bahasa Isyarat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×