Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan rintisan atau startup di Tanah Air telah berkembang kurang lebih tujuh tahun terakhir. Beberapa startup yang kini sudah menjadi unicorn mulai unjuk gigi dan mempersiapkan rencana initial public offering (IPO) secara matang sebelum benar-benar melantai di bursa.
CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin menyampaikan bahwa rencana Bukalapak tetap sama, yakni mempersiapkan diri untuk IPO Ready. "Jadi, mohon ditunggu saja berita selanjutnya ya," ujar Rachmat kepada kontan.co.id, Jumat (23/10).
IPO Ready adalah istilah yang digunankan dalam arti menyiapkan tata kelola dan infrastruktur di perusahaan agar siap menghadapi berbagai perubahan korporasi, baik saat ada fund raising ataupun IPO.
Rachmat mengatakan, saat ini yang terpenting bagi Bukalapak ialah menciptakan bisnis yang berkelanjutan dengan peningkatan EBITDA dan burn rate yang semakin rendah. Sampai pertengahan 2020, Bukalapak berhasil meningkatkan EBITDA hingga lebih dari 60%.
"Tentunya saat ini yang tidak kalah penting adalah menjadi perusahaan yang menciptakan dampak dan sustainable," katanya.
Baca Juga: Ada 17 calon emiten mengantre IPO hingga tutup tahun 2020
Berdasarkan catatan kontan sebelumnya, Tokopedia juga sudah menyiapkan rencana penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) sejak jauh-jauh hari. Perusahaan e-commerce yang akan bertransformasi menjadi super ecosystem tersebut bakal membuka peluang masyarakat Indonesia untuk menjadi pemegang saham dengan skema IPO ini.
"Tokopedia pastinya akan melantai di bursa saham. Harapannya, setiap masyarakat Indonesia, termasuk para pengguna, penjual dan mitra Tokopedia berkesempatan untuk turut memiliki Tokopedia," ujar Nuraini Razak, VP of Corporate Communications Tokopedia.
Rencana ini sudah dipetakan dan disiapkan sejak jauh-jauh hari. Namun, Nuraini belum merinci kapan eksekusi rencana tersebut bisa dilakukan. Yang jelas, Tokopedia akan menerapkan manajemen dan tata kelola yang lebih baik ke depannya.
Berbeda dengan yang lain, unicorn Indonesia lainnya, Blibli mengaku belum memiliki rencana untuk menghimpun dana lewat pasar modal, baik domestik maupun internasional. Fokusnya saat ini adalah menjalankan rencana bisnis yang sudah dirancang perusahaan.
"Blibli adalah e-commerce lokal yang memiliki visi untuk menghadirkan pengalaman berbelanja yang baik dengan mensinergikan kanal online dan offline. Kami akan terus fokus mengembangkan fitur, layanan, dan solusi kami untuk membuat kehidupan pelanggan kami lebih baik. Kami juga gencar mendorong UMKM untuk go online melalui inisiatif #KarenaLokalNo1 yang mendukung kampanye Bangga Buatan Indonesia (BBI)," tutur Yolanda Nainggolan, VP Public Relations Blibli.
Sementara Gojek, decacorn pertama Indonesia sendiri enggan memberikan respons soal rencana IPO-nya. "Kami belum dapat berkomentar terkait hal ini,” kata Nila Marita, Chief of Corporate Affairs.
Saat hampir seluruh sektor bisnis terpuruk akibat pandemi Covid-19, industri startup justru digadang-gadang memiliki kekuatan di tengah pandemi. Malahan pandemi mendorong rencana bisnis perusahaan rintisan semakin maju.
Selanjutnya: Telkom menjawab rumor pembelian saham Gojek, ini penjelasannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News