Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan barang-barang konsumen PT Sekar Laut Tbk (SKLT) membidik pertumbuhan pendapatan neto sekitar 10% pada tahun 2020. Target pertumbuhan tersebut cenderung realistis di tengah adanya beberapa tantangan bisnis yang terjadi sepanjang tahun ini.
Direktur Sekar Laut John C. Gozal mengatakan, proyeksi pertumbuhan pendapatan SKLT di tahun ini lebih rendah dibandingkan realisasi pertumbuhan pendapatan neto di tahun lalu yang mencapai 22,6% (yoy). Alhasil, kala itu SKLT sanggup memperoleh pendapatan neto sebanyak Rp 1,28 triliun. Per kuartal pertama lalu, pendapatan neto SKLT sebenarnya masih bisa tumbuh 6,98% (yoy) menjadi Rp 329,90 miliar.
Baca Juga: Laba bersih Sekar Laut (SKLT) melesat 33% di kuartal pertama 2020
John pun beralasan pandemi Corona membuat SKLT tidak ingin muluk-muluk mengejar pendapatan neto yang besar di tahun ini. “Kami rasa target seperti itu masih bisa diterima karena hampir seluruh industri terdampak wabah,” kata dia dalam paparan publik, Selasa (30/6).
Manajemen SKLT tetap yakin bisnisnya bisa bertahan di tengah pandemi. Sebab, masyarakat yang harus menjalankan kegiatan sehari-hari di rumah selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masih bisa mengkonsumsi produk-produk keluaran SKLT dengan merek Finna.
Produk tersebut terdiri dari kerupuk, saos, sambal, bumbu masakan, hingga melinjo. “Masyarakat akhirnya mesti masak makanan di rumah, akhirnya produk kami bisa tetap terjual,” ujar John.
Terjaganya konsumsi dari pelanggan rumah tangga setidaknya bisa menutupi berkurangnya potensi pendapatan SKLT yang diperoleh dari penjualan produk ke beberapa restoran atau rumah makan. Kedua tempat tersebut memang dibatasi operasionalnya selama masa PSBB.
Baca Juga: Industri tertekan, GAPPRI harap pemerintah tak buat kebijakan yang hambat recovery
Lebih lanjut, John juga menyebut sejauh ini pertumbuhan penjualan produk ke pasar ekspor masih stabil. Ini mengingat permintaan terhadap produk-produk SKLT masih cenderung tinggi di luar negeri, khususnya produk kerupuk yang bisa dijadikan makanan ringan bagi masyarakat.
Sejauh ini SKLT mengekspor produk-produknya ke Eropa dan sebagian negara Asia seperti Korea, Hongkong, dan China. Tak menutup kemungkinan pula SKLT akan mencari pangsa pasar ekspor baru untuk mengantisipasi dampak pandemi Corona di masa mendatang.
Sebagai catatan, pendapatan neto SKLT terdiri dari penjualan hasil produksi dan penjualan barang dagangan. Di pos penjualan hasil produksi, SKLT meraup pendapatan lokal sebesar Rp 120,87 miliar di kuartal I-2020, sedangkan pendapatan ekspor tercatat sebesar Rp 52,30 juta.
Adapun di pos penjualan barang dagangan, SKLT meraih pendapatan lokal sebanyak Rp 154,47 miliar dan pendapatan ekspor sebanyak Rp 459,70 juta di kuartal I-2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News