kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Semen Indonesia (SMGR) optimistis dapat genjot kinerja SMCB di pasar ekspor


Senin, 11 Februari 2019 / 16:20 WIB
Semen Indonesia (SMGR) optimistis dapat genjot kinerja SMCB di pasar ekspor


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) melihat peluang besar untuk menggerek ekspor pasca mengakuisisi PT Holcim Indonesia Tbk  (SMCB) yang bersalin nama menjadi PT Solusi Bangun Indonesia Tbk lewat anak usaha SMGR yakni PT Semen Indonesia Industri Bangunan (SIIB) pada Januari 2019 lalu.

Perubahan nama tersebut dilakukan pasca SMGR mengakuisisi PT Holcim Indonesia Tbk. 

Tujuan perubahan nama ini adalah salah satunya karena melihat potensi untuk mengerek penjualan ekspornya. Meski SMGR melihat pangsa pasar domestik masih menjanjikan, tapi kesempatan untuk meningkatkan penjualan di pasar ekspor juga terbuka lebar.

"Kami berharap ekspor (SMGR) yang tahun kemarin mencapai 3 juta ton bisa menjadi 4 juta ton sampai 5 juta ton di tahun ini," kata Agung Wiharto, Sekretaris Perusahaan SMGR ditemui usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) berlangsung, Senin (11/2).

Selama ini sebelum mengakuisisi SMCB, ekspor SMGR rata-rata sekitar 8% dari total volume penjualan perseroan. Adapun target ekspor ini juga mempertimbangkan permintaan dalam negeri, sebab kata Agung, jika dalam negeri mencukupi maka kelebihan semen tersebutlah yang bakal diekspor.

Hal ini tampaknya untuk menanggulangi penyerapan semen, sebab di tingkat nasional saat ini tengah over supply alias kelebihan pasokan. Mengutip kata Agung dari kapasitas terpasang semen di Indonesia yang berjumlah sekitar 110 juta ton, dengan kapasitas yang rata-rata full masih ada sekitar 30% volume semen yang over supply.

Adapun terkait proyeksi bisnis SMCB kedepannya, Agung yang juga baru diangkat sebagai Direktur PT Solusi Bangun Indonesia Tbk tak mau berspekulasi lebih jauh. Yang jelas proyeksi industri semen nasional masih berkisar antara 4% hingga 5%.

SMCB sendiri belakangan tahun ini masih membukukan raport merah di bottomline nya, apakah setelah bergabung dengan SMGR perseroan dapat beroleh profit? "Kita lihat dululah, kalau mau fair coba lihat di satu tahun ini dulu," ungkap Agung.

Yang jelas ia dan manajemen tengah membenahi strategi grup menghadapi tantangan di industri yang berupa supply chain dan kaitannya dengan transportasi. Disamping harga bahan baku yang turut mempengaruhi perolehan laba bersih perseroan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×