kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Sewa mal bakal semakin mahal


Senin, 16 Desember 2013 / 09:50 WIB
Sewa mal bakal semakin mahal
ILUSTRASI. Aktris Michelle Williams yang turut membintangi film superhero Venom dan berperan sebagai mantan tunangan Eddie Brock.


Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Markus Sumartomjon

JAKARTA. Tantangan bagi industri ritel makin berat di 2014. Dipastikan peritel harus merogoh kocek lebih dalam lagi untuk menyewa gerai di mal seiring dengan kenaikan tarif sewa.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Sugwantono Tanto bilang, pengelola pusat belanja sudah mengambil ancang-ancang untuk mengerek tarif sewa mal lagi sebesar 10%-20%. "Saban tahun tarif sewa mal memang naik minimal 10%," ujarnya ketika KONTAN hubungi, belum lama ini.

Selain itu, peritel juga masih harus membayar tarif layanan atau service charge lebih mahal. Nah, besaran kenaikan tarif layanan ini bisa saja lebih tinggi ketimbang tarif sewa karena prosentasenya disesuaikan dengan kenaikan biaya operasional. Seperti tarif dasar listrik (TDL), upah karyawan, dan lain-lain.

Sepanjang 2013, pengelola mal sudah menaikan service charge sebesar 10%. Sayangnya Sugwantono belum bisa memastikan besaran kenaikan tarif ini yang akan terjadi di 2014.

Meski begitu, Sugwantono mengklaim, tingkat okupansi pusat belanja tetap stabil. Rata-rata tingkat okupansi mal di Jakarta sudah di atas 95%. "Peritel sudah mengerti bahwa biaya operasional memang membengkak," ujar Direktur Ciputra Group itu.

Presiden Direktur PT Summarecon Agung Tbk Johanes Mardjuki juga mengaku akan mengerek tarif sewa mal yang Summarecon Agung kelola. Namun ini hanya berlaku bagi penyewa yang kontraknya sudah habis dan akan diperpanjang. "Besarannya kurang lebih 10% tergantung lokasi. Tarif sewa untuk penyewa utama (anchor tenant) tentu tidak sama," terang Johanes.

Saat ini Summarecon memasang tarif sewa US$ 25 per meter persegi (m2) per bulan di Mall Kelapa Gading serta US$ 15 per m2 per bulan di Summarecon Mall Serpong dan Summarecon Mall Bekasi. Nilai tukar rupiah sudah dipatok di angka Rp 8.000 per dolar Amerika Serikat (AS).
Johanes juga mengaku siap menaikkan tarif layanan mal bila TDL kembali naik. Setiap ada kenaikan listrik turut mendongkrak tarif layanan mal ikut naik US$ 1.

Namun, pusat belanja yang baru beroperasi seperti Grand Metropolitan Mall Bekasi belum punya rencana menaikkan tarif sewa. Saat ini tarif sewa dibanderol US$ 50-US$ 55 per m2 per bulan. "Tarif sewa ini sudah fixed selama lima tahun," terang Olivia Surodjo, Direktur Urusan Perusahaan dan Sekretaris Perusahaan PT Metropolitan Land Tbk, pengembang Grand Metropolitan Mall.

Kata Olivia, meski tarif sewa tetap, namun tidak tertutup kemungkinan tarif layanan mal serta patokan nilai tukar rupiah akan naik. Sayangnya dia belum mengkalkulasi besaran kenaikannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×