Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Freeport Indonesia (PTFI) menargetkan pemanfaatan lumpur anoda hasil proses pengolahan konsentrat tembaga di proyek smelter.
Manager Technical Affairs dan Smelting Project Support PTFI Erika Silva mengungkapkan, selama ini lumpur anoda yan dihasilkan dari pengolahan di PT Smelting umumnya dikirim ke Jepang.
Ke depannya, dengan sejumlah proyek yang tengah dijalankan, PTFI menargetkan lumpur anoda yang diperoleh dari pengolahan di smelter dapat diolah sendiri di dalam negeri dengan membangun Precious Metal Refinery (PMR) berkapasitas 6.000 ton per tahun.
"Kita juga akan bangun pemurnian lumpur anoda. Saat ini lumpur anoda yang dihasilkan diekspor ke Jepang, mereka punya fasilitas Precious Metal Refinery (PMR)," kata Erika di Kantor Manyar Smelter Project (MSP) Gresik, Rabu (29/3).
Baca Juga: Freeport Indonesia Kantongi Izin Ekspor Konsentrat Tembaga 2,3 Juta Ton hingga Juni
Erika menjelaskan, lumpur anoda merupakan konsentrat yang memiliki kandungan emas cukup tinggi. Untuk itu, seiring dengan rencana pembangunan smelter tembaga baru sebesar 1,7 jut ton serta ekspansi kapasitas di PT Smelting sebesar 300 ribu ton, pengolahan lumpur anoda pun juga jadi prioritas.
Erika menjelaskan, pengolahan lumpur anoda bakal menghasilkan sejumlah produk antara lain emas dengan jumlah 52 ton per tahun, perak sebesar 210 ton per tahun, platinum sebesar 0,03 ton per tahun, paladium sebesar 0,375 ton per tahun, selenium sebesar 285 ton per tahun, bismut sebesar 220 ton per tahun dan timbal sebesar 2.200 ton per tahun.
Seiring perkembangan proyek PMR ini, PTFI pun sudah mulai melakukan penjajakan dengan sejumlah offtaker atau calon pembeli untuk dapat menyerap hasil produksi dari pengolahan lumpur anoda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News