kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45912,32   -14,41   -1.55%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak Penyebab Kinerja Bayan Resources (BYAN) Kurang Memuaskan di Tahun 2023


Selasa, 05 Maret 2024 / 07:35 WIB
Simak Penyebab Kinerja Bayan Resources (BYAN) Kurang Memuaskan di Tahun 2023
ILUSTRASI. Kinerja Bayan Resources (BYAN) di 2023 mengecewakan setelah pendapatan dan laba turun


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja top line dan bottom line PT Bayan Resources Tbk (BYAN) kompak ambles sepanjang tahun lalu. Emiten batubara milik konglomerat Low Tuck Kwong ini mencetak pendapatan sebesar US$ 3,58 miliar hingga periode 31 Desember 2023.

Pendapatan BYAN merosot 23,83% dibandingkan tahun sebelumnya (Year on Year/YoY) yang kala itu mencapai US$ 4,70 miliar. Jika dirinci, hampir seluruh pendapatan BYAN tahun 2023 berasal dari batubara dengan nilai US$ 3,57 miliar, berkontribusi 99,72% terhadap total pendapatan tahun lalu.

Penjualan batubara kepada pihak ketiga mencapai US$ 3,39 miliar dan pihak berelasi senilai US$ 181,47 juta. BYAN juga meraup pendapatan dari segmen non-batubara kepada pihak ketiga senilai US$ 9,29 juta.

Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2022, pendapatan dari segmen batubara dan non-batubara BYAN mengalami penurunan masing-masing 23,88% dan 14,37% (YoY). Di tengah penurunan pendapatan, beban pokok pendapatan BYAN justru melonjak.

Baca Juga: Anak Usaha Bayan Resources (BYAN) Menang Gugatan Sengketa Lahan di Kaltim

Beban pokok pendapatan BYAN pada 2023 tercatat sebesar US$ 1,91 miliar, meningkat 24,02% (YoY). Dari hasil ini, BYAN mengamankan laba bruto sebesar US$ 1,66 miliar, anjlok 47,46% dibandingkan laba bruto pada tahun 2022.

Setelah dijumlah dengan beban penjualan, beban umum dan administrasi, beban keuangan, penghasilan keuangan serta pendapatan lain-lain, BYAN mencatatkan laba sebelum pajak senilai US$ 1,63 miliar. Merosot 44,55% dibandingkan raihan tahun 2022.

Pada periode yang sama, beban pajak penghasilan BYAN terpangkas 45,10% (YoY) menjadi US$ 353,38 juta. Sehingga BYAN membukukan laba tahun berjalan sebesar US$ 1,28 miliar, anjlok 44,34% dibandingkan laba tahun berjalan US$ 2,30 miliar pada 2022.

Dari jumlah tersebut, BYAN meraih laba bersih sebesar US$ 1,23 miliar pada tahun 2023. Merosot 43,3% dibandingkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk BYAN pada 2022 senilai US$ 2,17 miliar.

Sebagai gambaran saja, jika dikonversi memakai kurs saat ini Rp 15.740 per dolar Amerika Serikat, maka laba bersih BYAN tahun 2023 setara dengan Rp 19,49 triliun.

Pada periode yang sama, hasil tersebut membuat laba bersih per lembar saham dasar dan dilusian BYAN ikut menurun menjadi US$ 0,04. Berbanding posisi tahun 2022 yang berada di angka US$ 0,07.

Di sisi lain, merujuk pada materi publik yang disampaikan manajemen BYAN, penurunan kinerja keuangan tahun lalu tak lepas dari merosotnya harga jual rata-rata alias Average Selling Price (ASP) batubara.

 

ASP yang diperoleh BYAN pada tahun 2023 tercatat sebesar US 75,8 per metrik ton. Ambles sebanyak 35,7% dibandingkan ASP tahun 2022 yang berada di level US$ 117,9 per metrik ton.

Padahal secara operasional, volume produksi dan penjualan batubara BYAN mengalami kenaikan. BYAN memproduksi sebanyak 49,7 juta metrik ton, naik 27,76% dibandingkan produksi 38,9 juta metrik ton pada 2022.

Volume penjualan batubara BYAN juga meningkat dengan kenaikan 18,29% dari 39,9 juta metrik ton menjadi 47,2 juta metrik ton pada 2023. Penjualan batubara BYAN dominan dipasarkan ke Filipina (31%), Indonesia (25%), Korea Selatan (10%), China (8%), India (7%), Malaysia (6%), Bangladesh (6%) dan lainnya (7%).

Panduan BYAN untuk 2024

Sebagai pedoman untuk tahun 2024, BYAN menargetkan pendapatan sekitar US$ 3,3 miliar - US$ 3,6 miliar. Dengan volume produksi dan penjualan batubara di level yang sama, yakni mencapai sekitar 55 juta metrik ton - 57 juta metrik ton.

BYAN mengestimasikan rata-rata biaya tunai sebesar US$ 40 - US$ 43 per metrik ton. Sedangkan estimasi untuk harga jual rata-rata sebesar US$ 60 - US$ 65 per metrik ton.

Dari sisi belanja modal (capex), BYAN menyiapkan dana sekitar US$ 230 juta - US$ 260 juta pada tahun 2024. Sebagai perbandingkan, pada tahun lalu BYAN menyerap capex sebesar US$ 219,9 juta dari alokasi anggaran US$ 249,2 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×