kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak respons Aprindo atas penjualan eceran yang mengalami penurunan


Kamis, 08 Agustus 2019 / 22:06 WIB
Simak respons Aprindo atas penjualan eceran yang mengalami penurunan


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Hasil survei Bank Indonesia (BI) mengungkapkan bahwa penjualan eceran mengalami penurunan pada Juni 2019 dengan Indeks Penjualan Riil (IPR) Juni 2019 sebesar 233,6 atau turun sebesar 1,8% (yoy).

Menurut Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta, hal tersebut disebabkan oleh kondisi perdagangan yang sedang kondusif untuk semua pihak. Apalagi ritel yang berharap pada daya beli masyarakat, bukan pada event-event tertentu.

Baca Juga: Penerimaan negara diprediksi menciut akibat pertumbuhan ekonomi lesu

"Lebaran atau event apa. Setiap tahun itu ada. Namun, kalau daya beli masyarakat menurun, masyarakat tidak pegang uang? Mereka tidak akan bisa beli. Sebanyak apapun event tetap tidak akan mendorong kalau mereka tidak punya daya beli," kata Tutum pada Kontan.co.id pada Kamis (8/8).

Lalu melihat tren permintaan hingga akhir tahun, menurutnya akan masih sulit. Apalagi untuk ritel yang bergantung dari perkembangan sektor lain. Bila sektor lain berkembang, kebanyakan dari mereka akan memberikan pendapatan lebih, bonus, atau insentif ke para karyawan.

Karyawan yang memegang uang, pasti terdorong untuk berbelanja. Dari situlah peluang ritel. Sebaliknya, bila sektor lain lesu, tentu stimulus tersebut juga akan melesu. Kalau begitu, ritel juga tidak akan berkembang dan permintaan juga akan menurun.

Baca Juga: Survei BI: Penjualan eceran bulan Juni 2019 turun sebesar 1,8%

Hal lain yang menjadi pertimbangan Tutum adalah masih berlangsungnya perang dagang antara Amerika dan China yang berpengaruh ke banyak hal. Terutama pemasukan dari ekspor, karena perang dagang ini menyulitkan komoditas untuk dikirim, bahkan mungkin bisa berdampak pada masyarakat kecil yang bisa kehilangan pekerjaan bila tidak bisa bertahan.

"Intinya, masyarakat harus punya penghasilan. Itu saja. Karena kalau masyarakat punya uang, dia pasti belanja. Kalau tidak punya uang, mau diskon sebesar apapun, dia tidak akan bisa belanja. Itu kunci dari pertumbuhan ritel," tambah Tutum.

Baca Juga: BI proyeksikan harga penjualan eceran di September turun dan Desember naik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×