Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Francisca bertha
KONTAN.CO.ID - JAKARTA - Di tengah gempuran gaya hidup modern, bisnis jamu di Indonesia terbukti tetap memiliki daya tarik dan potensi ekonomi yang besar. Lebih dari sekadar minuman kesehatan tradisional, jamu merupakan warisan budaya yang dijaga turun-temurun dan memiliki nilai filosofis mendalam.
PT Sinde Budi Sentosa, salah satu pemain utama di industri minuman kesehatan tradisional, memiliki fokus yang kuat untuk melestarikan warisan ini. CEO PT Sinde Budi Sentosa Jony Yuwono menekankan pentingnya mendorong minuman berbasis budaya Indonesia di tengah serbuan minuman asing.
"Kenapa tidak kita mendorong culture based Indonesia, di tengah banyaknya minuman luar negeri yang masuk ke Indonesia," ujarnya kepada KONTAN, Minggu (27/4), menggarisbawahi komitmen Sinde dalam mengangkat dan melestarikan jamu sebagai bagian dari identitas nasional.
Momentum ini semakin menguat dengan adanya Acaraki Jamu Festival 2025 yang digelar di kawasan Kota Tua Jakarta pada 27 April 2025. Meskipun festival ini bertujuan untuk merayakan warisan budaya Indonesia, namun di baliknya terdapat potensi bisnis jamu yang terus berkembang.
Filosofi meracik jamu yang berakar pada kearifan lokal menjadi daya tarik tersendiri. Tubuh manusia dipandang sebagai bagian dari alam semesta yang perlu dijaga keseimbangan dan keselarannya.
Baca Juga: Inovasi Jamu Susu Kambing saat Pandemi
Proses peracikan jamu yang menggunakan bahan-bahan alami seperti akar, daun, dan rempah, serta melibatkan ketelitian dan nilai budaya yang diwariskan, menjadi modal utama dalam bisnis ini.
Pengakuan UNESCO pada tahun 2023 yang menetapkan jamu sebagai warisan budaya tak benda dunia semakin memperkuat posisi jamu di ranah kesehatan global.
Pengakuan ini menegaskan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam jamu, seperti keseimbangan, pencegahan, dan penggunaan bahan alami, memiliki relevansi yang kuat untuk menjawab tantangan kesehatan masa kini.
Momentum ini menjadi dorongan bagi pelaku bisnis jamu untuk terus mengembangkan dan mempopulerkan produknya.
Acaraki Jamu Festival 2025, yang merupakan bagian dari Festival Jamu Nusantara 2025, menjadi salah satu wadah promosi yang efektif bagi bisnis jamu. Festival ini menghadirkan berbagai kegiatan yang menarik perhatian masyarakat untuk lebih dekat dengan tradisi meracik jamu.
Baca Juga: 4 Minuman Rempah yang Cocok untuk Mengobati Batuk Pilek dan Mudah Dibuat
Keberadaan free flow jamu booth memungkinkan pengunjung untuk menikmati berbagai jenis jamu secara gratis dan merasakan langsung manfaat kesehatannya.
Rencananyam festival ini untuk diadakan secara reguler setiap bulan juga memberikan peluang bisnis jamu untuk terus memperkenalkan produknya kepada masyarakat luas.
Kolaborasi antara brand Acaraki, pelopor edukasi jamu modern, dengan brand legendaris Larutan Penyegar Cap Badak, serta dukungan dari GP Jamu Indonesia, menunjukkan sinergi yang kuat dalam mengembangkan bisnis jamu.
Konsistensi kedua brand dalam menjaga otentisitas produk herbal menjadi modal penting dalam menarik minat konsumen.
Selanjutnya: Promo Richeese Factory Rose Tteokbokki, Makan Sensasi Korea Mulai Rp 27.000-an
Menarik Dibaca: Promo Richeese Factory Rose Tteokbokki, Makan Sensasi Korea Mulai Rp 27.000-an
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News