Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Singapura memboikot peredaran produk Indonesia yang terdiri dari kertas kemasan, tisu, pensil warna, hingga kertas catatan tempel dari supermarket.
Penarikan produk itu sebagai sebagai respons atas kebakaran hutan dan lahan di Indonesia.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengungkapkan, pemerintah tak akan tinggal diam dengan persoalan itu.
Pihaknya terus akan menjalin komunikasi intens dengan negeri tetangga itu terkait masalah pemboikotan produk Indonesia
"Apa yang dilakukan Singapura adalah dasar hukum di Singapura tentang masalah polusi. Namun demikian, kami lakukan komunikasi dengan Singapura tentang masalah ini," ujar Retno usai menghadiri acara Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) di Jakarta, Senin (19/10).
Selain dengan Singapura, Retno juga akan menjalin komunikasi dengan pihak-pihak swasta yang produknya diboikot di Negeri Singa itu. Bahkan, Menlu menyebut, pihak-pihak swasta tersebut harus didukung.
"Ekonomi di negara ini bukanlah ekonomi tertutup. Kami berbicara juga apa yang terjadi di suatu negara, diperhatikan dan dapatkan respons negara lain. Tentunya ada kewajiban kita untuk sampaikan informasi dan dukungan kepada swasta kita," kata dia.
Sementara menyangkut masalah hukum di Singapura, Retno mengakui kalau pemerintah memiliki keterbatasan.
Namun ucap dia, pemerintah tak akan akan tinggal diam dengan aksi boikot produk asal Indonesia tersebut.
Sebelumnya, Dewan Lingkungan Singapura (SEC) memerintahkan menghentikan sementara peredaran produk yang diproduksi beberapa perusahaan Indonesia hingga menunggu penyelidikan lebih lanjut.
SEC meminta 16 jaringan supermarket di Singapura untuk berhenti menjual produk yang diboikot tersebut. (Yoga Sukmana)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News