kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sistem kelistrikan PLN perlu diaudit


Jumat, 11 Oktober 2013 / 07:00 WIB
Sistem kelistrikan PLN perlu diaudit
ILUSTRASI. Promo Hokben Spesial Rabu di Bulan Juni 2022 (dok/Hokben)


Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Azis Husaini

JAKARTA. Kenaikan tarif listrik rupanya belum membawa pengaruh signifikan bagi pelayanan listrik di berbagai daerah. Setelah krisis di Sumatra Utara, yang terbaru, warga Bogor, Cibinong, Cileungsi, Sukabumi, Depok, dan Jakarta Timur, harus merasakan mati listrik sejak Rabu (9/10) hingga saat ini.

Bahkan, sebelumnya, pada Rabu (2/10) pemadaman listrik juga terjadi di kawasan sekitar Jakarta Timur dan Jakarta Selatan akibat terbakarnya bashing tersier pada trafo interbusa pada Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 500 Kilovolt (kv) Cawang, Jakarta Timur.

Pengamat Kelistrikan Fabby Tumiwa menilai, pemadaman listrik di pulau Jawa, khususnya di Jabodetabek  lebih disebabkan karena persoalan teknis. Keandalan sistem kelistrikan PLN saat ini kurang baik. Beban listrik pada trafo-trafo yang ada sudah sangat tinggi.

Harusnya trafo ditambah dan sistem distribusi listrik diperkuat. "Saya usul agar pemerintah membentuk tim audit teknis sistem kelistrikan. Tim ini bekerja  untuk mengaudit dan menginvestigasi seluruh sistem kelistrikan, melaporkan, dan memberikan rekomendasi kepada pemerintah," ungkap Fabby kepada KONTAN, Kamis (10/10).

Manager Senior Komunikasi PLN Bambang Dwiyanto mengatakan, pemadaman listrik di Bogor, Cibinong, Cileungsi, Sukabumi, Depok, dan Jakarta Timur terjadi karena adanya gangguan pada trafo interbusa atau interbus transformer (IBT) 1 dan 2 di Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) Cibinong. "Pemadaman tersebut karena bushing primer dan bushing sekunder pada trafo interbusa  transformer 1 dan 2 di GITET Cibinong terbakar. Trafo itu dipasang pada tahun 1992, karena itu sudah berusia tua, yaitu 21 tahun dan perlu diganti," kata dia.

Kata Bambang, gangguan pada trafo interbusa di GITET Cibinong tersebut memicu padamnya dua pembangkit listrik, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Gunung Salak dan Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pelabuhan Ratu di Jawa Barat.

Secara teknis, kata Bambang, dua pembangkit listrik itu memang terhubung langsung dengan GITET Cibinong yang menjadi pintu masuk bagi pasokan listrik untuk daerah Jawa dan Bali.

Bambang bilang, demi mengatasi pemadaman pada pelanggan umum, dalam jangka pendek, PLN meminta pelanggan industri dan bisnis besar yang memiliki pembangkit sendiri untuk sementara mengoperasikan pembangkitnya sendiri. "Untuk pelanggan umum, kami minta supaya mengurangi pemakaian listrik," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×