kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Soal holding BUMN Panas Bumi, ini penjelasan bos Geo Dipa


Jumat, 12 Maret 2021 / 20:42 WIB
Soal holding BUMN Panas Bumi, ini penjelasan bos Geo Dipa
ILUSTRASI. Pekerja melakukan pengecekan instalasi sumur Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) PT Geo Dipa Energi di dataran tinggi Dieng


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pembentukan holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih dalam tahap pembahasan, PT Geo Dipa Energi (Persero) menyatakan siap jika diminta menjadi induk holding geothermal tersebut.

Selain Geo Dipa, holding rencananya bakal diisi dua perusahaan plat merah lainnya seperti Pertamina Geothermal Energy (PGE) dan PT PLN Geothermal.

Direktur Utama Geo Dipa Riki F Ibrahim mengungkapkan, kalau pembahasan holding BUMN panas bumi saat ini masih dianalisa secara detail di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk mencapai tujuan optimal bagi negara.

Dia juga menerangkan kalau sampai saat ini pemilihan induk holding belum diputuskan oleh Pemerintah. Sebagai persero BUMN yang fokus dalam energi Geothermal Indonesia, Riki mengaku belum mendapat mandat sebagai Induk Holding dari Pemerintah.

Baca Juga: Geo Dipa Energi dinilai berpeluang jadi induk holding panas bumi

"Kami siap saja, dan (menjadi) induk holding berarti GeoDipa semakin sibuk dalam melaksanakan penugasan pemerintah untuk menurunkan risiko geothermal, sekaligus bertanggung jawab melaksanakan IPO PGE," jelas Riki kepada Kontan, Jumat (12/3).

Terkait kemungkinan ke depan bagi GeoDipa untuk lepas dari PLN dan Pertamina juga tidak ditepis oleh Riki, "kemungkinan apapun dapat terjadi," tambahnya.

Di samping itu, sebagai perusahaan BUMN dia menyebutkan kalau GeoDipa harus unik dan bukan menjadi pesaing dari pihak swasta. Apalagi, menjadi perusahaan BUMN artinya melaksanakan penugasan pemerintah dengan tepat, cepat dan juga aman.

Sementara itu dibandingkan holding BUMN Panas Bumi, Riki mengungkapkan pelaksanaan initial public officer (IPO) PGE jauh lebih dibutuhkan.

Ditambah lagi, untuk melakukan holding umumnya memakan waktu cukup panjang, sehingga akan lebih menguntungkan jika penyatuan perusahaan BUMN geothermal dilakukan setelah IPO PGE terealisasi, sekaligus menaikkan kembali nilai aset.

"Target IPO PGE lebih dulu saja urgent saat ini, (IPO memungkinkan) di tahun ini apabila PGE siap dengan dokumentasinya," ungkapnya.




TERBARU

[X]
×