Reporter: Muhammad Julian | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) mengkaji peluang penyertaan saham hingga 10% di anak usaha PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), yaitu PT Chandra Asri Alkali (CAA). Selama beberapa bulan ke depan, Inalum bakal melakukan kajian kelayakan investasi terhadap CAA untuk melihat peluang kepemilikan saham di perusahaan penghasil kaustik soda tersebut.
“Proses uji tuntas kami targetkan selesai sampai akhir tahun,” ujar Direktur Pengembangan Usaha Inalum, Melati Sarnita kepada Kontan.co.id, Senin (30/10).
Rencana penyertaan saham di CAA termaktub dalam dalam Letter of Intent (LoI) yang ditandatangani oleh Inalum dan CAA baru-baru ini. Selain menyinggung soal potensi penyertaan saham, LoI tersebut juga membahas potensi penyediaan pasokan kaustik soda basah oleh CAA kepada INALUM dengan volume hingga 120.000 metrik ton (MT) per tahun.
Baca Juga: Chandra Asri Group dan INALUM Jalin Kerja Sama Pengembangan Hilirisasi Aluminium
Bukan tanpa alasan Inalum melirik potensi penyertaan saham di CAA. Asal tahu, Inalum tengah berambisi menggenjot kapasitas produksi aluminium dari semula 250 kilo tonnes per annum (KTPA) menjadi 275 ktpa.
Itulah sebabnya, perusahaan patungan Inalum dan Antam, yakni PT Borneo Alumina Indonesia (PT BAI), mengawal proyek strategis nasional (PSN), yakni Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase I di Mempawah, Kalimantan Barat. Kapasitas produksinya direncanakan mencapai 1 juta ton alumina per tahun di fase I, dengan potensi tambahan kapasitas produksi menjadi 2 juta ton alumina per tahun di fase II.
Proyek SGAR ini nantinya bakal menghubungkan rantai pasokan antara mineral bijih bauksit di Kalimantan Barat dengan smelter/pabrik peleburan aluminium INALUM di Kuala Tanjung, sebab hasil produksi aluminanya akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan aluminium.
Kaustik soda memiliki peranan penting dalam rantai pasok tersebut. Ia merupakan salah satu material dalam rantai pasok alumina.
Melati berujar, penyertaan saham di CAA bisa menjamin ketersediaan kaustik soda untuk pemurnian alumina di BAI.
“Inalum memiliki Aluminium smelter, saat ini capacity 250 ktpa dan sedang di upgrade menjadi 275 ktpa di 2024. Target kami, alumina yang di produksi di BAI Akan dipakai sebagai pasokan alumina untuk smelter aluminium eksisting Inalum di Kuala Tanjung,” ujar Melati.
Belum ketahuan, berapa anggaran yang Inalum siapkan untuk opsi penyertaan saham di CAA. Angkanya baru diketahui nanti setelah uji tuntas rampung.
Baca Juga: Ragam Program MIND ID untuk Kembangkan Sumber Daya Manusia dari Tahun ke Tahun
“Nanti kita lihat dari hasil uji tuntasnya ya soal pendanaan,” ujar Melati singkat.
Dalam siaran persnya Senin (30/10), Presiden Direktur & CEO Chandra Asri Group, Erwin Ciputra menyampaikan, bahwa pihaknya menyambut baik kolaborasi dengan dengan Inalum.
“Dengan kerja sama ini, Chandra Asri Group dapat berkontribusi mendorong terciptanya ekosistem hilirisasi terutama di sektor mineral aluminium dan mendukung percepatan industri kendaraan listrik dalam negeri. INALUM merupakan mitra yang tepat karena pengalaman dan keahlian mereka di industri ini,” tukasnya dalam siaran pers yang dirilis Senin (30/10).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News