Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten buka suara soal kemungkinan mereka ikut memproduksi produk minyak makan merah (MMM). Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja meresmikan pabrik minyak makan merah pagar merbau di Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara, pada (14/03). Jokowi juga tampak mempromosikan atau mengendorse MMM lewat instagramnya @jokowi.
Menanggapi potensi ini, salah satu emiten perkebunan sawit terbesar di Indonesia, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mengatakan belum punya rencana untuk melakukan diversifikasi ke arah minyak makan merah.
“Ini mengingat fokus kami lebih pada perkebunan sawit, pengolahan produk sawit melalui PKS dan refinery baik CPO maupun PKO dan turunannya,” ungkap Presiden Direktur AALI, Santosa kepada Kontan beberapa waktu lalu.
Dia menambahkan, distribusi ke produk akhir merupakan bisnis model yang berbeda segmen. Kompetensi AALI lebih pada B2B baik pasar domestik maupun ekspor dan bukan B2C semacam minyak goreng/minyak makan merah.
Baca Juga: Sisi Gelap di Balik Ambisi Indonesia Pacu Biodiesel, Defisit Hingga Harga Menjulang
Senada dengan AALI, PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) dalam waktu dekat ini juga belum ada rencana untuk membuat minyak makan merah.
“Akan tetapi kami terus mencermati dan mengamati potensi-potensi/peluang yang bagus untuk keberlanjutan usaha atau bisnis SGRO,” ungkap Head of Investor Relation Sampoerna Agro,` Stefanus Darmagiri.
Stefanus menambahkan, dari sisi konsumen dibutuhkan waktu untuk dapat menggunakan minyak makan merah dengan pertimbangan sejumlah manfaat yang didapatkan dengan penggunaan minyak makan merah.
Baca Juga: Harga CPO Berpotensi Lanjut Menguat, Ini Pendorongnya
Ada pula PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) yang mengatakan bahwa pada saat ini perseroan masih berfokus pada industri hulu kelapa sawit dan masih melakukan study untuk pengembangan produk downstream.
“Fokus study perseroan hingga saat ini masih berfokus pada produk refinery yang berfokus pada pasar ekspor seperti RBD palm oil, olein, maupun stearin,” ungkap Sekretaris Perusahaan TAPG Joni Tjeng.
Kemudian, terkait harga MMM yang diklaim Presiden Jokowi bisa lebih bersaing, Joni mengatakan jika dilihat dari faktor input produksi ada kemungkinan harga minyak goreng merah bisa lebih murah dari minyak goreng saat ini karena tidak membutuhkan proses bleaching.
“Namun, terkait persaingan perseroan menyerahkan pada mekanisme pasar dimana setiap produk pasti memiliki pangsa pasarnya masing-masing dan menciptakan titik keseimbangan masing-masing,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News