Reporter: Merlinda Riska | Editor: Markus Sumartomjon
JAKARTA. Kondisi rupiah yang labil berdampak cukup signifikan bagi industri farmasi, termasuk bisnis alat kesehatan. Perusahaan alat kesehatan PT Soho Global Medika terpaksa mengerek harga jual produknya.
Anak usaha Soho Group ini akan menaikan harga sebesar 10%-15%. Pasalnya, hampir 80% produk yang dijual berasal dari impor. Terutama dari negara Korea Selatan, Prancis, China, Inggris dan Amerika Serikat.
Obed Fukliang, Direktur Penjualan dan Pemasaran Soho Global Medika menyatakan supaya tetap bisa menjalankan bisnis, pihaknya harus menyesuaikan harga. Kondisi rupiah yang fluktuatif membuat margin keuntungan Soho Medika terpangkas 10% sampai 20%. "Kondisi rupiah yang menuju Rp 12.000 per dollar AS ini sudah tidak bisa ditolerir. Karena mayoritas barang masih impor yang dibeli dengan kurs dollar dan dijual dengan rupiah, maka margin bakal tergerus. Per Desember kami harus menyesuaikan harga jual sekitar 10%-15%," kata dia kepada KONTAN, Selasa (3/12).
Sebetulnya saat nilai rupiah merangsek naik pada tiga kuartal terakhir ini, perusahaan telah menaikan harga jual untuk beberapa produk. Namun, kini kenaikan harga jual akan berimbas pada semua produk. Kecuali produk alat kesehatan teknologi tinggi.
Untuk produk yang harganya berkisar puluhan sampai ratusan juta rupiah ini, Soho Medika lebih memilih tidak menaikan harga jual. Namun memperpendek masa kredit, dari semula satu tahun menjadi delapan bulan. "Ini antisipasi kalau ke depannya rupiah terus tertekan. Soalnya, margin alat kesehatan kecil sekali, hanya single digit. Ini strategi kami supaya bisa bernapas," terangnya.
Selain itu, perusahaan juga menyimpan stok (buffering stock) produk alat kesehatan yang bukan konsumsi sehari-hari supaya stoknya masih aman. Perusahaan ini juga terus bernegosiasi dengan prinsipal agar margin keuntungan tak tergerus.
Perusahaan juga mengupayakan strategi alih produksi (toll manufacturing) sebagai upaya mendongkrak produksi. "Ada dua upaya besar dalam atasi ini, pertama menaikkan harga, kedua, efisiensi dengan meningkatkan produktivitas," tuturnya.
Lewat pelbagai strategi bisnis ini, Soho Medika berharap bisa meraup pendapatan hingga Rp 50 miliar sampai akhir tahun ini. Target ini melesat 70% dari pendapatan di 2012. Sedangkan pendapatan di 2014 ditargetkan bisa naik 30% sampai 40%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News