kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   -5.000   -0,33%
  • USD/IDR 15.850   25,00   0,16%
  • IDX 7.114   -85,89   -1,19%
  • KOMPAS100 1.086   -16,05   -1,46%
  • LQ45 857   -16,69   -1,91%
  • ISSI 217   -2,23   -1,02%
  • IDX30 439   -9,02   -2,02%
  • IDXHIDIV20 526   -12,72   -2,36%
  • IDX80 124   -1,94   -1,54%
  • IDXV30 127   -5,04   -3,83%
  • IDXQ30 145   -3,06   -2,06%

Star Energy & Schlumberger Selesaikan Studi Penentu Sweet Spot Pengeboran Geothermal


Jumat, 14 Januari 2022 / 11:23 WIB
Star Energy & Schlumberger Selesaikan Studi Penentu Sweet Spot Pengeboran Geothermal
ILUSTRASI. Foto udara suasana pemeriksaan tekanan uap atau air dari lubang sumur saat uji produksi sumur (Discharge Well) di PLTP Wayang Windu Star Energy Geothermal di Desa Margamukti, Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (22/4/2021).


Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Star Energy Geothermal (SEG), perusahaan energi panas bumi terbesar di Indonesia, dan Schlumberger, penyedia teknologi industri energi global, menyelesaikan studi bersama dalam mengembangkan solusi terobosan untuk menentukan daerah "sweet-spot" pengeboran panas bumi di penghujung tahun 2021. 

Teknologi ini menggabungkan pengetahuan yang dimiliki SEG tentang manajemen sumber daya panas bumi pada Naturally Fractured Reservoir dan teknologi yang dimiliki Schlumberger dalam mengkarakterisasi rekahan dengan mengunakan aplikasi DELFI Cognitive E&P Environment, melalui proyek yang disebut Fracture Characterization and Optimized Well Placement (FCOWP). 

Ini adalah  studi pertama yang diaplikasikan pada lapangan panas bumi  skala besar dan diharapkan memiliki dampak yang signifikan terhadap optimisasi pengeboran sumur dimasa depan. Salah satu hasil dari studi ini adalah peta permeabilitas yang mengidentifikasi daerah produktif bawah permukaan.

“Proyek ini merupakan salah satu upaya berkelanjutan kami dalam menerapkan inovasi dan teknologi untuk mengurangi LCOE (Levelized Cost of Electricity) energi panas bumi. Biaya pengeboran merupakan salah satu komponen biaya utama dari biaya energi panas bumi. Penerapan teknologi ini akan memungkinkan kami untuk mengebor di tempat yang tepat dengan akurasi dan hasil yang lebih baik, yang berujung pada pengurangan biaya pengeboran dan biaya energi panas bumi”, kata Hendra S Tan, Chief Executive Officer Star Energy Geothermal, dalam keterangan tertulis, Jumat (14/1).

Kata dia, studi penerapan teknologi ini dimulai pada Lapangan Panas Bumi Darajat, dimana penggunaannya diharapkan dapat meningkatkan kemungkinan keberhasilan pengeboran sumur dengan memodelkan sistem rekahan alami, dan distribusi permeabilitas yang diketahui di bagian area yang sudah dibor serta memprediksi distribusinya di bagian yang belum dibor. 

Di banyak lapangan panas bumi, produksi bergantung pada keberhasilan penentuan target pemboran terhadap rekahan yang terjadi secara alami di bawah permukaan.

Studi ini dibagi menjadi dua tahapan utama. Tahapan pertama bertujuan untuk memodelkan orientasi serta intensitas distribusi rekahan dan yang kedua adalah proses otomatisasi guna memodelkan lebar dan panjang rekahan serta validasi terhadap data-data sumur yang ada.

Metode baru yang diterapkan dalam studi ini dengan menyertakan dampak dari intrusi terhadap orientasi serta intensitas distribusi rekahan sebagai bagian dari empat fracture drive yang digunakan, serta pengunaan multiple realizations  untuk mengakomodasi ketidakpastian yang terjadi. 

Dua dari fracture driver rekahan tersebut berkaitan dengan patahan dan tegangan (stress) yang terjadi pada batuan dan dua fracture driver lainnya berkaitan dengan intrusi batuan yang terbentuk akibat intrusi magma pada sistim panas bumi, sedangkan sisanya dikelompokan tersendiri dan didistribusikan secara stokastik pada seluruh lapangan. Peran fracture driver diilustrasikan pada gambar di bawah ini.

“Teknologi ini akan diterapkan untuk meningkatkan hasil pemboran di tiga lapangan yang SEG operasikan dimana tahap pertama akan diterapkan pada Lapangan Darajat pada kampanye pemboran 2022 serta pada Lapangan Salak dan Lapangan Wayang Windu pada kampanye selanjutnya,” ujar Ken Riedel, Chief Asset Management Officer Star Energy Geothermal.

Sementara itu Devan Raj, Managing Director Schlumberger Indonesia mengatakan pihaknya senang memiliki kesempatan untuk memperluas kerjasama dengan Star Energy Geothermal dalam mengembangkan solusi inovatif dengan memanfaatkan kumpulan ahli dan teknologi dari kedua perusahaan untuk memaksimalkan potensi panas bumi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×