Reporter: Puspita Saraswati | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Starthub Connect 2018, yang digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Tangerang pada hari ini, Kamis (13/9), memamerkan lebih dari 100 booth startup dari berbagai sektor industri.
Di antaranya yakni fintech, software as a service, logistik, edukasi, loT, healthcare, e-commerce, distribution, transportasi dan masih banyak lagi.
Agus Wicaksono selaku Honorary Advisor, Indonesia Chief Information Officer Community sekaligus Chief Information Officer Chevron Indonesia mengatakan pameran startup pada Starhub Connect 2018 sangat menarik dengan beragamnya sektor pada masing-masing startup.
“Ada startup yang bergerak di bidang SaaS (Software as a Service) dan cukup menarik karena menyediakan sistem pembukuan,” katanya kepada Kontan.co.id.
Menurutnya, layanan jasa ini dapat membantu pelaku bisnis pemula maupun UKM dengan kemudahan pencatatan transaksi keuangan.
Selain itu, startup di sektor teknologi finansial juga menjadi perhatian dari Abidin Riyadi Abie selaku IT & Division Head PT Toyota Astra Financial Services.
“Startup di bidang fintech saat ini memang menarik karena memberikan kemudahan pelaku usaha tanpa harus memikirkan hal-hal detail terkait administrasi,” terangnya.
Meski startup di sektor financial technology menawarkan beragam kemudahan akses hingga proses administrasi, Agus mengingatkan perlu adanya kesadaran dan tindakan dari startup-startup untuk lebih aware kepada data privasi.
Sampai saat ini penggunaan data privasi menurutnya masih belum ada regulasi jelas yang mengatur.
“Misalkan saja copy dari KTP, scan wajah, dengan teknologi saat ini, data privasi bisa saja disalahgunakan. Selain ada kemudahan yang ditawarkan, jangan sampai data privasi tidak terjamin,” tuturnya.
Agus dan Abidin bilang, Bahwa mereka masih akan mengamati startup lain yang ada di pameran, tidak hanya yang memiliki fokus pada profit, namun juga social responsibility.
“Beberapa ada yang bergerak di sektor social responsibility seperti startup yang fokus pada waste food ini berangkat dari permasalahan yang muncul di mana acara di gedung-gedung, restoran hingga hotel memiliki porsi besar dalam menyumbang sampah makanan. Startup ini menyalurkan makanan yang tidak habis dan masih layak kepada orang-orang yang membutuhkan,” kata Agus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News