kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   -16.000   -0,82%
  • USD/IDR 16.332   4,00   0,02%
  • IDX 7.071   26,11   0,37%
  • KOMPAS100 1.029   6,51   0,64%
  • LQ45 798   3,03   0,38%
  • ISSI 226   2,23   0,99%
  • IDX30 417   1,24   0,30%
  • IDXHIDIV20 491   -0,12   -0,02%
  • IDX80 116   0,68   0,59%
  • IDXV30 119   1,01   0,86%
  • IDXQ30 135   -0,31   -0,23%

Strategi Ekspansi Selektif Surya Pertiwi (SPTO) Menghadapi Dinamika Ekonomi 2025


Senin, 02 Juni 2025 / 18:52 WIB
Strategi Ekspansi Selektif Surya Pertiwi (SPTO) Menghadapi Dinamika Ekonomi 2025
Produk sanitari TOTO yang dipasarkan oleh PT Surya Pertiwi Tbk (SPTO) di Gedung TOTO, Jakarta Barat


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Surya Pertiwi Tbk (SPTO) ingin menjaga pertumbuhan kinerja di tengah tantangan dinamika ekonomi pada tahun ini. SPTO mengusung strategi ekspansi secara selektif untuk tetap menangkap potensi pertumbuhan pasar.

Direktur Surya Pertiwi, Adhi Sudargo Tasmin mengungkapkan pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat menjadi faktor penting dalam kinerja penjualan SPTO. Meski dinamika ekonomi sedang rawan tertekan, tapi Adhi meyakini pasar produk saniter dan kamar mandi masih punya ruang untuk bertumbuh.

Sebagai upaya menjaga performa penjualan, SPTO pun memperluas segmen pasar melalui lini produk dengan harga yang lebih terjangkau. "Ini kami tujukan untuk pasangan muda, dengan harga barang lebih ekonomis. Jadi dengan situasi ekonomi saat ini, kami mengeluarkan produk lebih bervariasi dan masuk ke segmentasi pasar yang lebih cocok," terang Adhi dalam paparan publik, Senin (2/6). 

SPTO akan menjaga pasar eksisting, dengan tetap menjajaki perluasan pasar ke wilayah yang potensial. Adapun, SPTO merupakan distributor eksklusif produk saniter merek TOTO di Indonesia. SPTO memiliki jaringan distribusi di 17 kota besar, di luar Jabodetabek dan Surabaya.

Secara bisnis dan keuangan, SPTO fokus menjaga margin laba. Di periode awal 2025, pendapatan SPTO relatif stabil dengan penurunan tipis 0,68% secara tahunan (year on year) dari Rp 719,60 miliar menjadi Rp 714,69 miliar pada kuartal I-2025.

Baca Juga: Surya Pertiwi (SPTO) Memacu Kinerja di Akhir Tahun

Meski pendapatan turun tipis, tapi keuntungan SPTO tetap mendaki, dengan meraih laba bersih sebesar Rp 60,65 miliar. Meningkat 8,80% dibandingkan laba bersih SPTO pada kuartal I-2024, yang kala itu sebesar Rp 55,74 miliar.

Adhi optimistis di sisa tahun ini SPTO bisa menjaga pertumbuhan laba, sekaligus menumbuhkan pendapatan. Hanya saja, Adhi tidak merinci nilai maupun target kenaikan pendapatan dan laba SPTO pada tahun 2025. 

"Pendapatan stabil tapi profit bisa naik (pada kuartal I-2025), itu karena margin yang lebih tinggi. Kami melakukan efisiensi yang cukup baik. Target full year kami masih cukup positif untuk tahun ini," kata Adhi.

Sebagai faktor pendorong kinerja, SPTO berharap sektor properti akan menunjukkan perbaikan di sisa tahun ini. Pendongkrak sektor properti antara lain bisa datang dari realisasi program tiga juta rumah yang diusung pemerintah.

"Kami berharap pemerintah bisa lebih mendorong sektor properti dan infrastruktur, sehingga secara tidak langsung bisa memberikan dampak yang positif untuk kami," ujar Adhi.

Proyek Ekspansi SPTO

Guna menangkap pelung pertumbuhan pasar, Adhi mengungkapkan bahwa SPTO memiliki proyek ekspansi. Ada dua proyek ekspansi yang siap digarap SPTO untuk dua hingga tiga tahun ke depan.

Pertama, pembangunan gedung kantor dan showroom di Surabaya. Gedung ini akan serupa dengan kantor dan showroom Gedung TOTO di Jakarta Barat. "Modelnya sama seperti ini (Gedung TOTO), versi mininya, mungkin sekitar 8-10 lantai. Sekarang masih dalam tahap design. Proyek multi-years, tapi sudah kami siapkan," kata Adhi.

Kedua, ekspansi kapasitas pabrik di Gresik. Melalui anak usahanya, PT Surya Pertiwi Nusantara (SPN), saat ini SPTO memiliki pabrik dengan kapasitas produksi hingga 1 juta buah produk saniter per tahun dengan tingkat utilisasi yang sudah mencapai 75%. 

SPTO berencana untuk menambah kapasitas produksi hingga bisa mencapai 1,5 juta buah produk saniter per tahun. Namun, Adhi menegaskan bahwa SPTO tidak akan terburu-buru untuk melakukan ekspansi.

Proyek ekspansi ini akan digarap secara selektif, terutama memperhatikan dinamika ekonomi dan pertumbuhan pasar. "Ada rencana ekspansi, tapi tidak begitu cepat. Tapi kami sudah persiapkan lahan, tiang pancang, gudang. Kalau ekonomi pulih, demand tumbuh, kami siap langsung kerjakan," ungkap Adhi.

Capex dan Dividen SPTO

Supaya strategi bisnis dan persiapan ekspansi tersebut berjalan mulus, SPTO siap mengerek naik anggaran belanja modal (capital expenditure/capex). Adhi bilang, pada tahun ini SPTO menganggarkan capex sekitar Rp 100 miliar - Rp 150 miliar.

Sebagai perbandingan, capex SPTO tahun lalu berkisar di level Rp 100 miliar. "Kenapa (anggaran capex) lebih tinggi dari tahun lalu? karena kami siapkan untuk membangun kantor dan showroom di Surabaya," tandas Adhi.

Di sisi yang lain, SPTO pun masih konsisten untuk membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya. Secara total, SPTO menyisihkan Rp 189 miliar sebagai dividen, atau setara dengan 65,79% dari laba bersih tahun buku 2024, sebesar Rp 287,25 miliar.

Total alokasi dana tersebut setara dengan dividen Rp 70 per saham. Sebagai catatan, sebesar Rp 35 per saham sudah dibagikan sebagai dividen interim pada Desember 2024. Sementara sisa dividen tunai senilai Rp 35 per saham rencananya akan dibayarkan pada bulan ini.

Baca Juga: Begini Progres IPO Anak Usaha Chandra Asri (TPIA), Chandra Daya Investasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×