Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) terus menggali potensi kemitraan strategis untuk memperluas wilayah operasional. Langkah ini merupakan bagian dari strategi ekspansi bisnis IPCM, sekaligus untuk mendongkrak kontribusi pendapatan dari luar Pelindo Group.
Direktur Utama Jasa Armada Indonesia, Shanti Puruhita mengungkapkan saat ini operasional IPCM menjangkau 24 area. Meliputi 11 pelabuhan di wilayah Pelindo Regional II, tujuh area yang dikelola IPCM selaku Badan Usaha Pelabuhan (BUP), serta enam area joint operation.
IPCM bakal terus ekspansi memperluas area operasi. Shanti bilang, peluang pasar bagi IPCM masih sangat besar, lantaran jasa pemanduan dan penundaan kapal dibutuhkan untuk mendukung aktivitas pelabuhan serta memenuhi regulasi keselamatan pelayaran.
IPCM membidik Terminal Khusus (Tersus) yang banyak tersebar di wilayah Indonesia, terutama di daerah penghasil komoditas seperti tambang batubara dan nikel. Shanti mencontohkan Tersus di wilayah Halmahera dan Indonesia bagian timur yang semakin ramai dengan aktivitas pelayaran.
"Tersus sangat banyak dan tersebar di Indonesia. Ada kewajiban untuk menggunakan pelayanan jasa pandu-tunda pada kapal dengan bobot tertentu. Jadi pasar masih sangat besar. Kami akan terus mencari potensi kerja sama dengan mitra-mitra strategis," kata Shanti dalam Public Expose Live yang digelar secara virtual, Selasa (9/9).
Baca Juga: Kementerian ESDM Pastikan BBM dari Kilang Pertamina Bisa untuk SPBU Swasta
IPCM mengklaim strategi ekspansi tersebut cukup membuahkan hasil. Pendapatan IPCM naik 19,24% secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp 598,75 miliar menjadi Rp 714 miliar pada semester I-2025. Pada periode yang sama, laba tahun berjalan IPCM tumbuh 15,01% (yoy) dari Rp 78,27 miliar menjadi Rp 90,02 miliar.
Direktur Keuangan, SDM dan Menajamen Risiko Jasa Armada Indonesia, Dessy Emastari Prihatiningtyas menjelaskan bahwa kinerja IPCM terdongkrak oleh peningkatan kunjungan kapal serta adanya perluasan wilayah operasi. Pendapatan jasa pelayanan kapal, terutama pada Tersus mengalami peningkatan 32,52% (yoy) menjadi Rp 258,4 miliar.
Capaian itu didukung oleh peningkatan kinerja pada beberapa wilayah operasi eksisting maupun wilayah operasi baru di Indonesia bagian timur. Sementara itu, segmen pelabuhan umum meningkat 12,91% (yoy) menjadi Rp 306,49 miliar, dan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) tumbuh 12,3% (yoy) menjadi Rp 125,56 miliar.
Tiga pilar bisnis yang penopang pendapatan IPCM yakni jasa penundaan, pemanduan, dan jasa kelautan lainnya kompak menanjak. Masing-masing tumbuh sebanyak 18,3%, 34,2% dan 14,3% (yoy).
Kontribusi terbesar berasal dari jasa penundaan kapal yang mencapai Rp 639,27 miliar atau 89,53% dari total pendapatan. Sementara kontribusi jasa pemanduan kapal tercatat sebesar Rp 51,18 milair atau 7,17% terhadap total pendapatan IPCM pada semester I-2025.
Berdasarkan segmentasi pasar, pendapatan IPCM masih didominasi oleh Pelindo Group, yang berkontribusi sebesar 60%. Tetapi, strategi ekspansi wilayah operasi telah mendongkrak kontribusi pendapatan dari pasar Non-Pelindo, yang naik dari posisi 36% pada kuartal II-2024 menjadi 40% per kuartal II-2025.
Target Kinerja IPCM
Shanti menegaskan bahwa IPCM akan terus menggelar ekspansi untuk memperkuat pendapatan dari luar Pelindo Group. Shanti menargetkan pada tahun depan IPCM sudah bisa menyeimbangkan kontribusi pendapatan dari wilayah Pelindo dan Non-Pelindo.
"Pendapatan kami dari luar Pelindo dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, sekarang sudah mulai 40:60. Kami terus berupaya, supaya setidaknya bisa 50:50, atau mungkin lebih besar lagi," ujar Shanti.
Sedangkan untuk tahun ini, IPCM memasang target yang konservatif, meskipun pada semester I-2025 bisa mencapai level pertumbuhan dobel digit. IPCM hanya menargetkan pertumbuhan kinerja tahunan sekitar 5% sepanjang 2025.
"Tumbuh minimal sekitar 5% dari tahun sebelumnya. Kalau dilihat dari hasil semester pertama, kami optimistis target itu bisa kami raih. Semoga tidak ada hal-hal di luar prediksi, dinamika global maupun nasional yang dapat memengaruhi kinerja bisnis," ungkap Shanti.
Direktur Armada dan Operasi Jasa Armada Indonesia, Arief Hermawan optimistis IPCM bisa menjaga performa positif pada semester II-2025. Pendorong utamanya adalah aktivitas ekspor yang diproyeksikan naik, seperti pada ekspor komoditas batubara.
Peningkatan aktivitas pelayaran bakal mengerek jasa pelayanan dari IPCM. Adapun, saat ini IPCM mengoperasikan 96 armada, yang terdiri dari 61 unit kapal tug boats, 30 unit pilot boats dan 5 mooring boats.
Saat ini IPCM sedang berinvestasi untuk membangun dua unit kapal baru jenis Azimuth Stern Drive (ASD) tug boats. "IPCM menambah dua unit kapal tunda kapasitas 3.200 horse power dan 2.400 horse power sebagai bagian dari peningkatan kualitas layanan," kata Arief.
IPCM mengucurkan investasi sekitar Rp 148 miliar secara multi-years untuk membangun dua kapal tersebut. Anggaran ini termasuk pada rencana belanja modal (capex) IPCM tahun 2025 yang diproyeksikan mencapai sekitar Rp 158 miliar.
"Beberapa (capex) telah direalisasikan untuk memperkuat armada, kami mempersiapkan penambahan dua kapal. Kami targetkan pada tahun depan sudah dapat digunakan minimal satu unit dulu," tandas Shanti.
Baca Juga: Bernilai Rp 80 Juta, Kepala Daerah Diminta Turunkan Tunjangan Rumah Anggota DPRD
Selanjutnya: Tayang 11 September, Film Sukma Bahas Soal Kecantikan dan Keabadian Dambaan Perempuan
Menarik Dibaca: Tayang 11 September, Film Sukma Bahas Soal Kecantikan dan Keabadian Dambaan Perempuan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News