kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,72   -19,77   -2.14%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Strategi Kementan Mengantisipasi Ancaman Krisis Pangan Tahun Depan


Jumat, 14 Oktober 2022 / 15:55 WIB
Strategi Kementan Mengantisipasi Ancaman Krisis Pangan Tahun Depan
Petani memanen padi di desa Brondong, Kecamatan Pasekan, Indramayu, Jawa Barat, Jumat (8/5/2022). Antisipasi Ancaman Krisis Pangan, Ini Upaya yang dilakukan Kementan.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kementan) optimistis Indonesia dapat mengantisipasi potensi ancaman krisis pangan. Bahkan, Kementan mengklaim dapat mencapai swasembada beras dan jagung pada tahun 2023.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi mengklaim swasembada beras telah terjadi hasil dari proses panjang yang dilakukan pemerintah. 

Ia menyebut, Indonesia tidak mengimpor beras dalam kurun waktu tiga tahun terakhir yakni pada 2019-2021.

Sebab itu, Dia optimistis swasembada beras tetap berlanjut di tahun depan karena saat ini stok cadangan beras sebesar 10 juta ton.

“Tahun depan kami ditugasi pak presiden dan pak mentan untuk swasembada jagung dan mempertahankan swasembada beras,” ujar Suwandi ketika dikonfirmasi, Jumat (14/10).

Baca Juga: Perang dan Iklim Ancam Ketahanan Pangan, Bagaimana di Indonesia?

Kemudian terkait dengan Jagung, Suwandi menyampaikan, pemerintah akan berupaya meningkatkan produksi jagung. Rencananya, pemerintah akan menyiapkan benih unggul. Dengan benih unggul tersebut ditargetkan produktivitasnya menjadi lebih dari 6 ton – 7 ton per hektar (Ha).

Kementan memperkirakan stok jagung surplus 2,8 juta ton pada Desember 2022. Adapun rata-rata produksi jagung sejak 2019 hingga 2021 meningkat sekitar 1,01%.

Suwandi memproyeksikan, produksi jagung pada 2023 sebanyak 23,05 juta ton pipilan kering. Ia mengingatkan agar masyarakat menghargai jerih payah petani karena tingginya produksi jagung dibarengi dengan harga jual yang bisa menguntungkan petani.

Selanjutnya, terkait dengan kedelai, Suwandi menjelaskan Kementan telah memiliki rencana peningkatan produksi kedelai pada 2022 hingga 2024. 

Baca Juga: Mentan Ajak Milenial Gunakan Teknologi dalam Membangun Pertanian yang Modern

Kementan akan menggunakan benih unggul untuk upaya peningkatan kedelai tersebut sehingga produktivitas kedelai yang saat ini rata-rata 1,5 ton hingga 2 ton per hektar diupayakan menjadi 3 ton sampai 4 ton per hektar.

Selain itu, saat ini Kementan juga tengah melakukan pemetaan daerah yang berpotensi bisa menjadi sentra produksi kedelai.Suwandi menuturkan, sentra kedelai yang telah ada dan terkenal sejak dahulu adalah berasal dari daerah Lampung, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan dan sejumlah daerah di Sumatra.

“Tahun depan, kami akan kembangkan kedelai pada lahan seluas 200.000 sampai 300.000 hektar di sentra sentra tersebut,” ucap Suwandi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×