Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) melalui kawasan industri Subang Metropolitan mencatatkan penjualan lahan industri terbanyak pada kuartal kedua tahun 2024.
Berdasarkan data Colliers Indonesia, selain transaksi dengan BYD, Subang Smartpolitan juga berhasil menambah 10 hektar lahan dari perusahaan suku cadang mobil asal China, menjadikan total transaksi kuartal kedua 2024 sebesar 118 hektar.
Perusahaan induknya, Surya Semesta Internusa, juga memimpin penjualan lahan di Karawang selama kuartal tersebut dengan menjual 9 hektar lahan kepada industri suku cadang otomotif.
"Volumenya sulit ditandingi oleh kawasan industri lain seperti Greenland International Industrial Center (GIIC), yang biasanya menjadi pemimpin dalam penjualan tanah industri," ungkap Ferry Salanto, Head of Research Colliers Indonesia, dalam keterangan tertulis yang dikutip Minggu (18/08).
Selama kuartal kedua tahun ini, GIIC melaporkan penjualan tiga bidang lahan industri seluas total 15,6 hektar untuk perusahaan data center.
Baca Juga: Surya Semesta (SSIA) Catat Marketing Sales Rp 1,55 Triliun di Semester I-2024
Bekasi Fajar Industrial Estate (BEST) juga mencatatkan total transaksi penjualan lahan sebesar Rp 252 miliar, mencakup sektor data center (5 hektar), otomotif (2 hektar), dan kontraktor M&E (1 hektar).
Di Bekasi, Delta Silicon 3 milik PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) melaporkan penjualan 2 hektar lahan kepada sektor pergudangan dan logistik.
Sementara itu, Jababeka (KIJA) mencatatkan penjualan lahan lebih kecil, yakni 0,7 hektar kepada empat perusahaan yang bergerak di bidang suku cadang otomotif, logistik, elektronik, dan F&B.
Artha Industrial Hill milik Artha Graha Group mencatatkan empat transaksi dengan total luas 8,11 hektar, melayani perusahaan di sektor kecantikan, FMCG, tekstil, dan bahan bangunan.
Karawang International Industrial City (KIIC), hasil joint venture antara Sinar Mas Land dan ITOCHU Corporation dari Jepang, melaporkan penjualan 2,5 hektar lahan kepada perusahaan otomotif yang memproduksi suku cadang sepeda motor.
Ferry Salanto menambahkan bahwa kawasan industri lainnya belum mencatatkan penjualan signifikan sepanjang tahun 2024. Namun, terdapat indikasi potensi transaksi atau perjanjian sewa di masa depan, seperti di Kota Bukit Indah.
"Kami berharap transaksi sewa-menyewa akan segera terjadi, didorong oleh perkembangan industri seperti otomotif, plastik, makanan, dan logistik," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News