Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten pengelola kawasan industri, PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) menyatakan pihaknya akan mempertimbangkan kenaikan harga jual lahannya.
Dalam paparan publik yang berlangsung di Cibitung, Jawa Barat, Direktur Utama BEST Yoshihiro Kobi menyadari bahwa lokasi lahan yang dikelola Perseroan sangatlah strategis, dekat dengan TOl Jakarta - Cikampek dan Tol Outer Ring Road (JORR) 2, sehingga pertimbangan menaikkan harga lahan tentu saja ada.
"Kami memiliki lahan seluas 1.700 hektar, strategi kami untuk menjual lahan tergantung lokasinya di dalam kawasan. Tanah yang dekat dengan pintu Tol JORR 2, harga rata-ratanya tentu saja akan naik, dibandingkan dengan lokasi tanah yang berada di belakang," paparnya saat ditemui di Cibitung, Jawa Barat, Selasa (28/5).
Ia tidak membuka besaran kenaikan harga yang akan diberlakukan, pihaknya hanya menegaskan besaran kenaikan harga akan bergantung pada penjualan lahan dan lokasinya. Dia menambahkan, pihaknya masih akan memberlakukan harga yang menarik untuk lokasi lahan di lokasi lainnya.
Baca Juga: Pendapatan Bekasi Fajar Industrial Estate (BEST) Turun 60,54% di Kuartal I-2024
Asal tahu saja, BEST dinilai sebagai pemimpin harga (price leader) di antara pelaku bisnis kawasan industri di kawasan Bekasi, sebab menawarkan harga premium. Kobi menjelaskan pihaknya harus menjaga nilai kawasan tersebut dengan menaikkan harga lahan.
"Tanah kami nilai (valuenya) tidak boleh turun, tapi kami tidak akan menaikkan harganya dengan cepat juga. Jadi kami tetap berikan nilai tambahan seperti, selain akses, juga green estate, green waste water treatment. Kami selalu perhatikan sistem keberlanjutan dan green concept dari lahan kami. Tak lupa, kami akan terus maju bersama masyarakat. Dengan cara itu, kami berusaha mempertahankan value kawasan industri dan sedikit demi sedikit menaikkan harga," urainya.
Tahun ini, BEST mengalokasikan dana capex senilai Rp228 miliar. Sebesar Rp100 miliar akan digunakan untuk pembelian lahan dan Rp97 miliar digunakan untuk pembuatan infrastruktur. Dengan demikian sebesar 90% dana capex tahun ini digunakan untuk membuat kawasan lokal untuk dijual lagi, sebab pihaknya fokus pada penjualan tanah.
Mengenai target tenant, BEST menyatakan pihaknya fokus pada industri yang tangguh dan sedang berkembang, seperti logistik pergudangan, elektronik, consumer goods, data center, dan kendaraan elektrik.
"Sekali lagi, karena lokasi strategis kami dengan akses yang bagus, peminat dari Indonesia masih banyak. Selain itu, potential buyer juga banyak dari Jepang, Korea, China, dan Singapura. Singapura khusus untuk membangun data center, seperti halnya Jepang, Korea dan China. Eropa juga ada," imbuhnya.
Tahun ini BEST menargetkan nilai marketing sales sebesar Rp 600 miliar Hingga kuartal I 2024, Perseroan mencatatkan marketing sales sebesar Rp 26 miliar. Tahun ini BEST membidik perolehan pendapatan di angka Rp 600 miliar hingga Rp700 miliar dengan margin profit di atas 40%.
Hingga akhir periode Maret 2024, pendapatan BEST menurun 60,54% year on year (yoy) menjadi Rp 77,90 miliar pada kuartal I-2024. Di mana, pada posisi yang sama tahun lalu, pendapatan BEST mencapai Rp 197,43 miliar.
Penurunan pendapatan tersebut disebabkan oleh anjloknya pendapatan tanah hingga 77,71% yoy, dari sebelumnya Rp 156,75 miliar, menjadi Rp 34,93 miliar. Pendapatan BEST selama kuartal pertama lalu ditopang oleh pendapatan maintenance fee, service charge, air dan sewa Rp 31,82 miliar, pendapatan Rp hotel Rp 3,07 miliar dan pendapatan lain-lain Rp 8,06 miliar.
BEST membukukan rugi bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 8,90 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya BEST masih mencetak laba Rp 109,27 miliar.
Baca Juga: Bekasi Fajar Industrial Estate (BEST) Targetkan Penjualan Lahan Rp 600 Miliar di 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News