kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sucofindo pangkas target pendapatan tahun ini


Selasa, 24 September 2013 / 18:29 WIB
Sucofindo pangkas target pendapatan tahun ini
ILUSTRASI. Petani menyiapkan pupuk urea sebelum ditabur di area persawahan Galesong Utara, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Minggu (6/6/2021).ANTARA FOTO/Arnas Padda/yu/foc.


Reporter: Asnil Bambani Amri, Tendi Mahadi | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Pelemahan harga batubara ternyata berdampak pada kinerja bisnis jasa inspeksi milik PT Sucofindo (Persero). Sebab, banyak perusahaan batubara memutuskan menahan diri unrtuk ekspor, bahkan ada sebagian perusahaan batubara skala kecil dan menengah yang gulung tikar karena harga batubara tak bergairah.

“Kami kehilangan klien perusahaan yang merupakan perusahaan ekspor menengah ke bawah, ada yang wait and see dan ada juga yang berhenti beroperasi,” kata Sufrin Hannan Direktur Komersial III, PT Sucofindo di Jakarta, Selasa (24/9).

Di bidang batubara, PT Sucofindo menjadi salah satu lembaga yang bertugas untuk melakukan verifikasi aktivitas ekspor batubara sebelum di ekspor oleh eksportir. Selain kehilangan klien dari perusahaan menengah dan kecil, PT Sucofindo juga mencatat adanya penurunan aktifitas volume ekspor batubara, terutama dari perusahaan berskala besar.

“Ini karena dampak penurunan permintaan batubara dari China dan juga di India,” jelas Sufrin. Akibat penurunan jumlah klien serta turunnya volume ekspor batubara dari beberapa perusahaan itulah yang membuat kinerja Sucofindo ikut terkena dampak.

“Penurunan pendapatan kami sekitar 5%-10%,” jelas Sufrin. Ia menjelaskan, target pendapatan semula dari bisnis verifikasi mineral tambang adalah Rp 650 miliar, namun kini target pendapatan turun menjadi Rp 600 miliar.

Walaupun target pendapatan diturunkan, tetapi nilainya masih berada di atas realisasi pendapatan tahun 2012 lalu, sebesar Rp 450 miliar. ”Sampai Agustus, pendapatan yang sudah kami hasilkan sekitar Rp400 miliar, masih ada empat bulan lagi untuk mengejar Rp 200 miliar lagi,” jelas Sufrin.

Sufrin yakin, walaupun ada pelemahan harga, namun permintaan batubara akan naik di semester II nanti. “Karena batubara dibutuhkan untuk listrik di China dan India,” jelasnya.

Sementara itu, Direktur Utama Sucofindo, Fahmi Sadiq menyebutkan, sampai Agustus, kinerja perseroan dari seluruh lini usahanya sudah bisa mengantongi pendapatan Rp 1 triliun. Sumbangan terbesar datang dari sektor verifikasi mineral tambang.

Tahun 2012 lalu, Sucofindo mengantongi laba sekitar Rp 60 miliar. Sedangkan tahun ini perseroan menargetkan bisa mengantongi laba sebesar Rp 150 miliar. “Untuk target laba tahun ini naik 100% lebih,” kata Fahmi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×