Reporter: Amalia Fitri | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Dafam Property Indonesia Tbk (DFAM) siap mengajukan revisi bunga utang kepada kreditur, terkait pemangkasan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin atau di level 5,75%.
"Jika ada ombak, kami siap berselancar. Kebijakan ini cukup berpengaruh terhadap bisnis properti dalam beberapa waktu ke depan. Paling tidak pengaruhnya bisa terasa 1 bulan ke depan,"ucap Direktur DFAM, Wijaya Dahlan kepada Kontan, Jumat (18/7).
Menurunnya suku bunga acuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, dirasakan Wijaya juga akan memberi insentif lebih kepada konsumen untuk membeli rumah atau berinvestasi melalui bunga KPR. Tak hanya itu, supplier pun juga bisa mendapat margin lebih atau memberikan harga penjualan yang lebih kompetitif.
"Sementara pihak pengembang atau developer yang menggunakan kredit konstruksi bisa ikut menikmati pembayaran bunga yang lebih kecil dan mungkin, peningkatan demand," lanjutnya.
Wijaya menambahkan, walau tiap pihak berpeluang mendapat keuntungan masing-masing, belum tentu penurunan harga bisa terjadi. Tak jarang, banyak pula yang lebih memilih menikmati selisih harga untuk berjaga jika suku bunga kembali naik.
Dia menambahkan, pengaruh pemangkasan suku bunga 25 basis poin juga tidak terlalu banyak sebab DFAM sendiri telah merencanakan dan mempersiapkan proyek jauh-jauh hari.
Sebagai informasi, saat ini DFAM tengah menyelesaikan pembangunan 893 unit rumah bersubsidi untuk golongan ASN di wilayah Madiun, Jawa Timur dan pembangunan hotel berbintang 4 di kawasan wisata Guci, Tegal, Jawa Tengah. Saat ini pihaknya sudah memulai tahapan pembangunan pada kedua proyek tersebut.
"Selain suku bunga acuan, faktor lain yang mempengaruhi dan menjadi pertimbangan ekspansi bisnis adalah pengembangan infrastruktur, daerah baru, keadaan iklim politik, regulasi keuangan dan tentu kebijakan BI," tutupnya Wijaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News