Reporter: Emir Yanwardhana | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. PT ABM Investama Tbk siap menggelontorkan dana untuk jaminan pembangunan mega proyek listrik 35.000 megawatt (MW), walaupun aturan ini masih cukup memberatkan. Dalam pengembanganya, perusahaan tambang batubara ini berniat mengambil prosi 5 % atau 1.750 MW melalui anak usahanya PT Sumberdaya Sewatama.
Direktur Utama PT Sumberdaya Sewatama, Yovie Priadi mengatakan dana jaminan sebesar 10% dari nilai proyek pembangkit yang dimenangkan peserta tender, sebenarnya masih cukup besar. Apalagi semakin besar proyek itu tentu akan semakin dana jaminan yang dibayar diawal pembangunan akan semakin membengkak.
"Misal proyek PLTU diatas 300 MW, berapa dana jaminanya? Misal jika investasi sebesar US$ 450 juta berarti harus sediakan US$ 45 juta, apalagi PLTU yang 1.000 MW jaminannya harus US$ 150 juta" kata Yovie kepada KONTAN Kamis (28/7).
Namun pada dasarnya dari manejemen sudah memperhitungkan itu untuk proses pembangunan. Asal tahun saja road map pengembangan anak usaha ABM ini hingga 2020 mengincar 1.750 Megawatt, dengan perincian 1.506 MW yang akan disumbang dari pembangkit listrik batubara. Lalu sebanyak 654 MW dari energi gas dan 61 MW dari energi baru terbarukan (EBT).
Untuk pembangunan proyeknya akan difokuskan pada sumber-sumber batubara yang dikelola mulai dari Aceh dan Kalimantan. Tender PLN terdekat yang diikuti perusahaan adalah di Meulaboh Aceh untuk membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) 2x200 megawatt.
Sebagai informasi, dalam portofolionya, ABM sudah menjalankan bisnis kelistrikan dengan menyewakan banyak genset melalui anak usaha PT Sumberdaya Sewatama. Saat ini total kapasitas listriknya mencapai 1,157 MW. Adapun kontribusi pendapatan dari segmen listrik sudah 15%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News